Sydney (ANTARA) - Australia meminta para eksportir melakukan diversifikasi pasar dan mengurangi ketergantungan pada China, karena hubungan ekonomi dan strategis tak bisa dipisahkan.
Hal itu dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong, sehari setelah kedua mitra dagang itu bersepakat mengakhiri sebuah perselisihan.
Australia dan China telah mencapai konsensus untuk mengakhiri perselisihan barli, kata pemerintah kedua negara pada Selasa.
Australia menangguhkan kasus itu di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), sementara China mempercepat peninjauan tarif terhadap ekspor Australia.
"Memastikan kita melakukan diversifikasi pasar ekspor adalah bagian penting bagi ketahanan nasional kita," kata Wong kepada Sky News dalam wawancara televisi pada Rabu.
"Dan pemerintah akan terus mendorong itu karena kita ingin memastikan kita telah mendiversifikasi pasar ekspor," tambah Wong.
Perdagangan bilateral senilai 285 miliar dolar Australia (sekitar Rp2,8 kuadriliun) per tahun berlanjut dengan China, mitra dagang utama Australia.
Hubungan yang mencair membuat Beijing melonggarkan kembali pembatasan ekspor komoditas Australia yang diberlakukan pada 2020 di tengah perselisihan diplomatik.
Akan tetapi, penting untuk dipahami bahwa hubungan kedua negara "tak akan kembali seperti 15 tahun lalu," kata Wong dalam wawancara media.
"Kami tahu kami ingin hubungan yang lebih stabil dengan China, tetapi kami tahu kami tidak akan dapat terus memisahkan ekonomi dengan hubungan strategis kami," ungkap Wong dalam program Nine's Today Show.
Saat China bertindak sebagai "kekuatan besar di dunia", maka akan ada wilayah di mana Australia dan China tidak memiliki kepentingan yang sama, kata dia.
Wong menyebut latihan militer China di sekitar Taiwan memicu ketidakstabilan dan mengatakan, "Kami akan mendesak de-eskalasi".
"Posisi Australia sangat jelas, tidak ada perubahan sepihak atas status quo," kata dia dalam wawancara dengan Sky News.
Sumber: Reuters
Baca juga: China: Larangan TikTok di perangkat pemerintah Australia diskriminatif
Baca juga: PM Australia: Saya belum menerima undangan untuk berkunjung ke China
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023