Terhitung dari pertemuan keduanya, David telah empat kali kalah atas Wisnu. Pada PON di Riau September lalu, ia langsung dikalahkan dua kali oleh juniornya tersebut.
David kerap melakukan kesalahan sendiri sehingga justru memberikan poin demi poin kepada Wisnu. Ia bahkan tak mencetak satu angka pun pada set pertama. Dan harus mengakui keunggulan Wisnu dengan skor 0-6, 1-6.
"Saya memang tidak cocok dengan gaya permainannya, pukulan yang diberikan Wisnu. Saya jadi suka mati sendiri dan kurang sabar, ini hampir sama seperti di PON malah lebih buruk," ujar David yang ditemui usai pertandingan di lapangan tenis kompleks Hotel Borobudur.
"Saya sudah mati gaya, pukulan selalu dikejar Wisnu jadinya kesal sendiri. Tetapi dia memang lebih bagus dari saya," tambah petenis berusia 21 tahun itu.
Wisnu sendiri merasa tidak tampil habis-habisan. Petenis asal Jawa Tengah yang pada hari pertama dikalahkan oleh Elbert Sie itu menilai David sering melakukan error sendiri.
"Saya main biasa saja tetapi dia sering mati sendiri," ujar Wisnu yang dari kemenangan ini berhasil mengumpulkan dua poin.
Sementara itu pada grup A, peserta termuda Irfandi Hendrawan kembali menelan kekalahan setelah menghadapi seniornya, Sunu Wahyu Trijati dengan skor 2-6, 2-6. Sebelumnya ia ditekuk oleh petenis andalan, Christopher Rungkat dengan skor 6-1, 6-4.
"Tadi saya ditekan terus, dibuat lari terus," ujar petenis berusia 17 tahun itu.
Jam terbang membuat permainan Sunu konsisten dan memegang irama sedangkan Irfandi sering membuang peluang pada poin-poin penting.
"Saya merasa kurang puas karena tadi tidak bermain seratus persen," kata Irfandi.
Ia masih memiliki kesempatan untuk merebut poin pada pertandingan hari ketiga, Jumat (14/12), menghadapi Indra Wijaya. Irfandi telah mengalahkan Indra pada turnamen tenis internasional Martina Widjaja pekan lalu di putaran pertama.
"Besok saya akan lepas tadi Indra juga bagus mainnya karena kasih perlawanan saat menghadapi Christo," ujar Irfandi.
Smentara Indra berniat membalas kekalahannya atas Irfandi, "Yan besok kesempatan untuk balas.
(M047)
Pewarta: Monalisa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2012