Kairo (ANTARA) - Ramadhan menjadi bulan sangat sibuk bagi Dapur Al-Rahman, tempat ribuan makanan yang diberikan secara gratis, disiapkan, dan dikirim ke seluruh Kairo setiap hari.
Selama bulan suci tersebut, umat Islam menjalankan ibadah puasa mulai dari terbit fajar hingga matahari terbenam.
Dapur Al Rahman menyediakan makanan berbuka puasa gratis bagi orang-orang berpuasa yang tidak mampu membeli makanan layak di lebih dari 30 tempat di Kairo.
Mohamed Gamal Basiouny, seorang insinyur dan kontraktor yang memulai dapur amal itu tujuh tahun lalu, mengatakan bahwa menyiapkan begitu banyak makanan setiap hari merupakan sebuah tantangan; tetapi semua upaya itu sepadan jika motivasinya adalah amal, kebajikan, dan cinta kasih untuk orang lain.
Dapurnya penuh dengan panci masak besar dan nampan berisi ayam bakar atau daging sapi matang yang nantinya akan dibawa keluar untuk dikemas dalam kotak bersama dengan sayuran matang, nasi atau makaroni, jus, dan beberapa makanan penutup, sebelum dimuat ke dalam kendaraan untuk didistribusikan.
"Setiap hari adalah tantangan karena dapur ini menyiapkan sekitar 7.000 makanan setiap hari dengan biaya sekitar 350.000 pound Mesir atau lebih dari 11.000 dolar AS. Sulit mengumpulkan uang sebanyak itu setiap hari, namun kami berhasil," kata Basiouny atau akrab disapa Jimmy.
Jimmy dan teman-temannya berkontribusi dalam upaya filantropi tersebut serta mendorong orang lain untuk berdonasi. Sejumlah donatur ada yang memberikan bahan makanan dan ada pula yang memberikan uang.
"Lebih dari 300 atau 400 orang bekerja di dapur setiap hari. Mereka semua adalah sukarelawan. Hanya 17 koki yang dibayar, namun bayaran mereka tidak sebanding dengan usaha yang mereka lakukan karena mereka bekerja sepanjang waktu," imbuhnya.
Mulai dini hari, para sukarelawan bekerja hampir sepanjang hari untuk bisa mengantarkan makanan kepada orang-orang yang berpuasa sebelum waktu matahari terbenam. Beberapa sukarelawan pun mengambil cuti kerja selama Ramadhan untuk bergabung dengan kegiatan amal ini.
Meskipun inflasi tinggi dan harga-harga naik di Mesir, Dapur Al Rahman tidak mengurangi jumlah makanan untuk berbuka puasa setiap harinya, kata Ahmed Samir Mansour, seorang pemilik perusahaan kimia yang bertanggung jawab atas pembelian dan pengumpulan donasi.
"Di tengah kenaikan harga, jumlah makanan harian kami tetap sama atau bahkan lebih banyak dari tahun lalu. Saya mengimbau semua orang untuk melakukan perbuatan amal semacam ini. Itu adalah hal terbaik yang dapat dilakukan seseorang," kata Mansour.
Maram El-Nadi, seorang desainer grafis, telah menjadi sukarelawan di dapur tersebut sedikitnya selama lima tahun. Dia mengatakan keluarga dan teman-temannya menyukai gagasan itu dan mereka yang tidak bisa datang akan mendonasikan uang.
"Ibu saya datang (ke dapur) sebelumnya dan dia terkesan dengan gagasannya, pengaturannya, kualitas makanannya, dan semuanya. Teman-teman saya menelepon saya setiap hari untuk menawarkan bantuan mereka," kata El-Nadi.
Staf bagian pengaadaan bernama Yehia Ayman menambahkan bahwa dapur amal itu terus berkembang dari tahun ke tahun.
"Kami biasanya membuat lebih sedikit makanan, tetapi tahun ini kami telah mencapai 7.000 atau 8.000 makanan setiap hari," kata Ayman.
Beberapa anak bergabung dengan orang tua atau kakak mereka untuk mengunjungi Dapur Al Rahman dan membantu mengemas makanan.
"Saya merasa sangat senang di sini. Suasananya menyenangkan. Waktu berjalan sangat cepat dan pekerjaannya sangat menyenangkan, sehingga kami tidak merasa lelah meskipun sedang berpuasa. Saya dan teman-teman berencana mengumpulkan banyak sukarelawan dari sekolah untuk bekerja di sini," kata Habiba Shawky (13).
Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023