Caracas (ANTARA News) - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menetapkan akan memutuskan pada pembicaraan pekan ini untuk mempertahankan pagu produksi pada level tinggi dalam 25 tahun ini, para delegasi mengatakan, Selasa. Ditanya apakah kelompok 11 negara tersebut akan merubah pagu produksi resminya pada pertemuan Kamis di Caracas, Menteri energi Qatar Abdullah bin Hamad al-Attiyah menyatakan kepada pers ,"Tidak, saya tidak berpikir seperti itu." "Saya pikir OPEC tidak melakukan hal itu kecuali melanjutkan tingkat produksi saat ini," katanya. "Saya tidak percaya di mana terjadi kekaurangan minyak. Ini merupakan `market driven`," kata Attiyah seraya menambahkan bahwa harga telah dirorong ke tingkat tinggi oleh ketegangan geopolitik dan juga spekulasi." "Saya sangat berharap pasar akan stabil," kata menteri Qatar itu dengan menambahkan bahwa ia "sangat prihatin" seputar harga yang bergerak naik atau turun. OPEC mempunyai kuota produksi resmi 28 juta barel per hari, tingkat tertingginya dalam satu kuartal. Setiap penurunan maka tingkat itu kemungkinan akan mndorong harga minyak ke tingkat tinggi baru di atas 70 dolar per barel, dan juga berisiko mematahkan pertumbuhan di negara-negara konsumen utama seperti Amerika Serikat. Gubernur OPEC Kuwait, Siham Abdulraazzak Razzouqi, sepakat bahwa OPEC tidak mungkin merubah kuota produksinya. "Kami kemungkinan akan mempertahankan produksi," katanya kepada pers. Sementara Menteri Perminyakan Iran Kazem Vaziri-Hamaneh mengatakan bahwa OPEC tidak akan menurunkan pagu produksinya pada pertemuan di Caracas. "Memberikan komentar mengenai kecenderungan harga minyak global yang terus meningkat, pihaknya melihat tidak mungkin bahwa setiap keputusan khusus akan dibuat OPEC untuk mengurangi pagu produksi," katanya. Vaziri-Hamaneh kembali menyatakan bahwa Iran tidak akan menggunakan minyak sebagai senjata politik melawan negara-negara Barat meskipun ketegangan semakin meningkat seputar program energi nuklirnya. Venezuela, satu-satunya negara Amerika Latin anggota OPEC, yang didominasi oleh produsen Timur Tengah, menyerukan kepada OPEC untuk menurunkan kuota produksi totalnya. Tetapi Menteri Energi Venezuela, Rafael Ramirez, menyerukan kepada cartel itu "setidaknya mempertahankan" tingkat produksi sekarang jika pasokan global dalam keadaan mencukupi. Ramirez menambahkan,"Ancaman terhadap Iran berpengaruh pada tingkat harga ketimbang setiap keputusan kami yang dihasilkan seputar tingkat produksi." Sementara itu pejabat Sekjen OPEC Mohammed Barkindo mengatakan Selasa bahwa Amerika Serikat dan ekonomi dunia menunjukkan adanya tanda tidak menghiraukan harga minyak yang meroket. "Di mana belum ada kepercayaan signifikan bahwa harga minyak telah berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi," kata pejabat Nigeria kepada pers di Caracas. Barkindo mengatakan ia sepakat dengan seruan kepada "pemimpin dunia untuk lebih memperhatikan terhadap fakta bahwa harga minyak sama pengaruhnya dengan ketegangan geopolitik." Dikhawatirkan bahwa Iran, produsen minyak mentah terbesar keempat dunia, dapat menghentikan pasokan bila Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sampai mengenakan sanksi pada republik Islam itu. Iran bermaksud mengembangkan program nuklirnya untuk memproduksi energi tetapi Barat menuduh bahwa Iran merencanakan program tersebut untuk pengembangan senjata nuklir. Razzouqi mengatakan bahwa kapasitas OPEC adalah sebanyak 2,0 juta barel per hari. Ia kembali mengulangi pernyataan Menteri Energi Kuwait bahwa pasar-pasar global telah mencatat surplus setidaknya 1.5 juta barel per hari. "Pasar sama sekali tidak mengalami kekurangan pasokan tetapi sebaliknya mengalami surplus," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006