"Yang sekarang 98S, kalau kita lihat treknya meskipun berpotensi hingga intensitas 4, hampir sama dengan (Siklon) Seroja kemarin, ini mungkin lebih dekat ke arah Australia bagian utara ketimbang dari NTT (Nusa Tenggara Timur) bagian selatan," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti di Jakarta, Selasa.
Abdul mengatakan analisis tersebut tidak mengurangi kewaspadaan BNPB dalam mengantisipasi dampak tidak langsung terhadap cuaca di sejumlah daerah. Pola pergerakan siklon tersebut tidak menyisir bagian selatan dari NTT sebagaimana halnya siklon Seroja dulu.
"Tetapi tentu saja Ini tidak mengurangi kewaspadaan kalau kita lihat pola perawanan yang terbentuk di sekitar Nusa Tenggara Timur itu cukup untuk membawa intensitas hujan yang yang mungkin kategori lebat hingga sangat lebat," ujar dia.
Sehingga, belajar dari kejadian Siklon Tropis Seroja, BNPB mengimbau lokasi berpotensi terdampak NTT, khususnya Pulau Sumba bagian selatan untuk bersiaga dalam 2x24 jam.
Abdul mengimbau kewaspadaan masyarakat akan potensi daerah-daerah di Indonesia yang terdapat kemungkinan peningkatan intensitas curah hujan seperti Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Tak hanya itu, Abdul juga mengingatkan masyarakat untuk tidak melupakan potensi dampak bencana, berdasarkan histori kejadian bencana siklon yang melanda khususnya pada NTT.
Baca juga: BMKG: Potensi hujan pertengahan April mulai tinggi di wilayah NTB
Baca juga: Bali-NTT diimbau waspada dampak tidak langsung bibit siklon tropis 98S
Baca juga: BMKG: Waspada bibit siklon 98S jadi siklon tropis kategori tinggi
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023