PKL sebenarnya adalah aset dan potensi yang mesti dikelola

Jakarta (ANTARA) - Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Yoga menyarankan agar pengelola kawasan Kota Tua membuat program khusus bersama pedagang untuk meramaikan lokasi berjualan baru yang saat ini masih sepi pengunjung.

"Misalnya pengelola dapat bekerja sama dengan PKL untuk membuat kegiatan bersama, sehingga pengunjung dipastikan akan mendatangi lokasi baru PKL tersebut (Gedung Cipta Niaga)," kata Nirwono di Jakarta pada Selasa.

Pengelola, lanjut Nirwono, perlu mendampingi PKL, misalnya dalam hal jenis dagangan yang dijual PKL, bentuk atau kemasan penjualan yang menarik, dan lain sebagainya.

"Intinya PKL sebenarnya adalah aset dan potensi yang mesti dikelola dengan baik sebagai investasi Kota Tua. Di luar negeri, wisata-wisata kota tuanya juga banyak, tetapi PKL tetap tertata dengan baik," tutup Nirwono.

Menurut Nirwono, Pemerintah Provinsi DKI maupun pengelola kawasan Kota Tua harus memberikan jaminan kepada PKL bahwa lokasi baru tersebut menjadi simpul keramaian sehingga menguntungkan pedagang, pengunjung hingga pengelola kawasan.

"Harus ada win-win solution, yakni solusi yang menguntungkan kedua belah pihak, baik pihak pembuat aturan ataupun para PKL. Misalnya relokasi PKL harus ke tempat yang banyak dikunjungi/dilintasi pengunjung Kota Tua," kata Nirwono

Sebelumnya, penanggung jawab gedung Cipta Niaga dari Konsorsium Kota Tua Jakarta, Annelia Sartiva mengatakan bahwa gedung tersebut baru beroperasi untuk PKL satu bulan lalu. Gedung Cipta Niaga juga masih banyak yang kosong, yakni baru ditempati 70 pedagang dari total kapasitas 130 kios.

"Terhitung sejak akhir Februari 2023 gedung ini baru mulai beroperasi. Jadi masih baru sekali," ungkap Annelia.

Meski bangunan gedung yang awalnya bernama Gedung Internationale Credit en Handelsvereeniging Rotterdam itu kerap dipakai sebagai lokasi foto untuk menampilkan suasana klasik, namun Annelia mengatakan bahwa belum banyak pengunjung yang mengetahui keberadaan pedagang di lokasi itu.

"Kawasan Kota Tua itu ditutup pada jam 10 malam, termasuk gedung Cipta Niaga dan titik-titik perekonomian lainnya. Sementara itu, PKL yang di luar gedung masih berjualan sampai lebih dari jam 12.00 malam. Jadi wajar kalau omzet PKL di luar jauh lebih besar dibandingkan dengan PKL di dalam gedung ini," ungkap Annelia .

Menurut keterangan Annelia, pengurus Konsorsium Kota Tua juga menggunakan pelantang dan akrilik untuk mempromosikan dagangan-dagangan yang ada di dalam gedung Cipta Niaga untuk menarik konsumen dari luar gedung.

"Kami terus berusaha untuk mempromosikan dagangan-dagangan dalam gedung ini. Jadi kami juga tidak tinggal diam terhadap berkurangnya omzet PKL di gedung Cipta Niaga," tutup Annelia.

Baca juga: Omzet pedagang Kota Tua turun usai pindah ke gedung kuno Cipta Niaga

Baca juga: Kecamatan Taman Sari fasilitasi ratusan PKL di kios Kota Tua

Baca juga: Satpol PP Jakbar sita 70 barang PKL Kota Tua sejak awal Januari

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023