... saya akan terus menggerakkan roda-roda sepeda motor ini berbagai negara demi nama Indonesia yang harum di internasional... "
London (ANTARA News) - Penjelajah dunia asal Bandung, Indonesia, Jeffrey Polnaja, masih terus menjalankan misi perdamaian dunia Ride for Peace - Solo Riding Exploring Five Continents on Two Wheels (RFP) di atas sepeda motor BMW R1150GS memasuki Vancouver, Kanada, dalam musim dingin yang cukup membuat badan menggigil.


Dia berangkat dari Busan, Korea Selatan, sejak Oktober lalu. Selama perjalanan darat di atas motor besarnya, dia banyak mengisi aktivitas RFP dengan kegiatan sosial.


Polnaja berangkat pada Juni silam dari Paris, dilepas oleh Duta Besar Indonesia untuk Perancis, Rezlan Jenie. Dia sempat terhambat dalam hal pengangkutan BMW R1150GS-nya dari Busan ke Vancouver.


"Birokrasi pemerintah di Korea Selatan dalam urusan pengiriman kendaraan asing ke luar negeri ternyata sangat rumit, selain itu biaya pengiriman juga sangat tinggi," kata Polnaja, kepada ANTARA di London, dari Kanada.


Jika kondisi fisiknya baik, maka birokrasi pengiriman motor besarnya menjadi masalah tersendiri. Mulai dari tarif yang cukup mahal hingga perbedaan waktu yang berpengaruh pada misi keliling dunianya bersepeda motor besar.


Dia membandingkan biaya pengangkutan motor besarnya dari Mongolia ke Vancouver yang cuma menelan ongkos 1.600 dolar Amerika Serikat, ketimbang dari Busan yang 4.750 dolar Amerika Serikat. Dia telah melintasi sebagian besar negara-negara Eropa, termasuk Siberia, Rusia, yang selalu dalam keadaan musim dingin itu.


Di Belgia, dia berturur, komunitas penggemar sepeda motor besar BMW setempat memberi bantuan berarti dari sisi birokrasi dan status barang kiriman beroda dua itu. Berkat bantuan mereka dan agen BMW di Korea Selatan, status motornya diubah, dari dangerous goods menjadi customer goods.


Di Belanda, kisahnya lebih seru lagi. BMW R1150GS-nya dicuri! Jadilah dia harus kembali ke Tanah Air untuk menyiapkan motor besar pengganti.


Meski mengalami tekanan seperti itu, dia merasa misi RFP tetap konsisten dan bersemangat dalam menjalankan tujuan mengibarkan bendara promosi Indonesia di kancah dunia.


"RFP tak akan surut hanya karena kendara birokrasi seperti itu, saya akan terus menggerakkan roda-roda sepeda motor ini berbagai negara demi nama Indonesia yang harum di internasional," ujarnya.

Dia bahkan didaulat memberi orasi di depan perkumpulan mahasiswa Korea Selatan di Kanada, Busan University of Foreign Studies, atas undangan Prof Kim Soo Il dari Busan-Indonesia Center. Di tengah para pelajar asing itu, dia banyak bercerita tentang pengalaman perjalanan keliling dunianya serta mempromosikan Indonesia.


Perjalanan Jeffrey kali ini merupakan penjelajahan keliling dunia seorang diri yang kedua dengan sepeda motor. Sebelumnya, pada tahun 2006 hingga 2008, Jeffrey menaklukkan 72 negara mulai dari Asia, Timur Tengah, Afrika, dan Eropa.

Hingga saat ini, dia telah menjelajahi jalan aspal dan tidak beraspal di 72 negara, dimulai dari Asia, Timur Tengah, Afrika, dan Eropa, dengan kisaran jarak sekira 220.000 kilometer; sementara panjang garis ekuator cuma sekitar 40.000 kilometer.

Tidak kurang dari 30 negara akan disinggahi, mulai dari Perancis, Belgia, Belanda, Jerman, Skandinavia, Polandia, Rusia, Korea Selatan, Jepang, Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, Kuba, Kolombia, Nikaragua, Bolivia, Brasil, Argentina, Peru, Selandia Baru, Australia, dan negara Timor Timur. Jeffrey direncanakan tiba kembali di Jakarta pada 2014.


(zg)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012