"Aku pikir ketidakpastian adalah daya tarik musik kami," kata personel grup, Liz ketika ditanya apa yang membuat IVE menonjol dari grup idola wanita lain seperti disiarkan Yonhap.
Dia mengatakan grupnya membuat lagu dengan genre yang beragam sambil memberikan variasi pada suara dan membawa perasaan yang berbeda setiap kali merekam lagu.
IVE memulai debutnya pada Desember 2021 melalui single "Eleven", yang menyapu tangga lagu musik domestik. Grup tersebut kemudian naik ke posisi teratas di antara grup idola wanita generasi keempat dengan tiga single lanjutannya yakni "Love Dive," "After Like" dan "Kitsch".
Baca juga: IVE akan kembali mulai tur "fancon" Asia pertama, ada Indonesia?
Tahun lalu, IVE membuat sejarah dengan menerima penghargaan rookie atau pendatang baru dan penghargaan tertinggi untuk artis K-pop di berbagai acara penghargaan musik akhir tahun.
Pemimpin grup, An Yujin berterima kasih atas semua cinta yang telah diterima IVE sejauh ini dan berharap orang-orang akan menyukai album studio pertama grup.
Album studio pertama itu terdiri atas 11 lagu, termasuk lagu prarilis "Kitsch", lagu utama "I Am", kemudian dua lagu yang liriknya ditulis bersama untuk pertama kali oleh An Yujin dan Jang Wonyoung yakni "Heroine" dan "Mine".
Baca juga: IVE dikonfirmasi akan "comeback" pada awal April mendatang
"Album ini yang paling bisa mewakili identitas IVE. Album ini membawa pesan bahwa kita tidak perlu takut akan pasang surutnya kehidupan," kata An Yujin.
Melalui lagu utama "I Am", IVE menggambarkan sikap hidup mandiri dengan keyakinan kuat. Lagu ini menampilkan suara synthesizer yang adiktif dan keterampilan menyanyi yang eksplosif dari para personel grup.
Ketika ditanya tentang perbedaan antara karya musik grup sebelumnya dan album baru, An Yujin menjawab bahwa album baru mengeksplorasi kehidupan mandiri tanpa keterlibatan hubungan romantis, tidak seperti yang sebelumnya.
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023