Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro meminta ibu yang sedang hamil untuk memeriksakan kondisi kesehatan diri dan kandungannya terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan mudik Lebaran 2023.
“Kalau ibu hamil mau mudik dan berpuasa, konsultasikan dulu ke dokter obgyn atau kandungan apakah sebenarnya dalam kondisi yang baik atau tidak,” kata Reisa dalam Siaran Sehat yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Reisa menyatakan sebenarnya tidak ada larangan bagi para ibu hamil untuk berpuasa saat mudik. Hanya saja, perlu dipastikan terlebih dahulu apakah ada gangguan pada kesehatan yang bisa membahayakan ibu dan janin selama perjalanan.
Baca juga: Reisa imbau masyarakat tak sepelekan waktu istirahat ketika mudik
Bagi ibu hamil yang telah memasuki masa trimester kedua kehamilan, kata dia, sebenarnya sudah bisa dianggap aman untuk berpuasa maupun mudik. Namun, setiap anggota keluarga harus mewaspadai adanya kondisi sewaktu-waktu metabolisme ibu hamil lebih tinggi.
Kondisi itu membuat ibu hamil akan lebih cepat merasakan lapar atau haus yang berlebihan dibandingkan ketika tidak sedang hamil. Oleh karena itu, dianjurkan untuk membawa makanan sehat seperti air mineral, buah-buahan atau lauk sayur yang bisa memenuhi asupan gizi seimbang ibu selama di perjalanan baik untuk sahur maupun berbuka.
“Konsumsi makanan bergizi yang optimal pada kehamilannya supaya kenyang lebih lama. Misalnya, banyak makan sayur, karbohidrat yang kompleks jadi tidak cepat lapar,” katanya.
Akan tetapi, jika ibu terutama yang baru memasuki masa kehamilan di trimester pertama ternyata menunjukkan gejala berupa mual atau pusing pada siang hari, maka dianjurkan untuk tidak berpuasa terlebih dahulu karena bisa mengganggu pola makan para ibu.
Baca juga: Ciptakan mudik yang aman dengan lengkapi dosis vaksin COVID-19
Hal itu disebabkan trimester pertama merupakan waktu bagi banyak ibu hamil sering merasakan mual atau muntah yang hebat. Kondisi ini dikhawatirkan dapat memicu dehidrasi jika ibu memaksakan diri untuk berpuasa selama perjalanan mudik.
“Takutnya dehidrasi kalau memaksakan diri. Jadi, sebaiknya utamakan kondisi kesehatan terlebih dahulu,” katanya.
Reisa menekankan hal yang sama juga berlaku bagi ibu yang sedang menyusui bayinya. Ia meminta para ibu untuk tetap mengutamakan kondisi kesehatannya dan kebutuhan ASI anak. Bila berpuasa ternyata mengurangi produksi ASI, maka dianjurkan untuk berhenti berpuasa terlebih dahulu.
Tujuannya agar kualitas pemberian ASI maupun ASI eksklusif itu tidak menurun. Ia meminta pengertian setiap keluarga agar memantau kondisi kesehatan ibu dan janin, dengan tetap mengutamakan pertumbuhan dan kebutuhan anak agar masa ASI eksklusif tetap terjamin dan mendapatkan asupan gizi yang cukup.
Baca juga: Reisa: Penderita komorbid perlu ketahui batas kesanggupan ikuti puasa
“Kemudian juga terus jaga kehidupan bersih dan sehat. Perhatikan gizi seimbang yang cukup, tetap berolahraga, persiapkan mudiknya termasuk persiapan vaksinasi COVID-19 tetap harus booste, agar bisa mudik, aman, lancar, sehat ketemu keluarga di kampung halaman dan lancar menjalankan ibadah bersama keluarga besar,” kata Duta Adaptasi Kebiasaan Baru itu.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023