Oposisi memprotes semua yang Presiden kerjakan, dan mereka ingin kami kembali ke titik awal
Kairo (ANTARA News) - Pendukung dan penentang Presiden Mesir Mohamed Moursi, Selasa (11/12), menyelenggarakan pawai di seluruh negeri itu, sehingga perpecahan di kalangan rakyat Negara Cleopatra itu pun kian kentara.
Ribuan pendukung Moursi--kebanyakan anggota Ikhwanul Muslimin dan kaum Salafi--berpawai di luar Masjid Rabia Al-Adawiya di Kota Nasr, Kairo. Mereka mengibarkan tanda dan meneriakkan slogan yang mendukung deklarasi undang-undang dasar belum lama ini oleh Moursi dan referendum konstitusi yang dirancang 15 Desember. Mereka menyebut protes tersebut sebagai "Ya buat keabsahan".
Safaa As-Sayed, perempuan 31 tahun yang ikut dalam kegiatan pro-Moursi, memberitahu Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakara, Rabu pagi-- ia ikut dalam pawai itu untuk mendukung Moursi dan rancangan konstitusi itu.
Aisha Ali, pemrotes berjilbab yang berusia 18 tahun, mengatakan kepada Xinhua ia bukan anggota Ikhwanul Muslimin ataupun Salafi. "Oposisi memprotes semua yang Presiden kerjakan, dan mereka ingin kami kembali ke titik awal," itulah keluhannya.
Pada hari yang sama, penentang Moursi berpawai menuju istana presiden di Ibu Kota Mesir, Kairo. Mereka mengibarkan bendera nasional dan tanda yang bertuliskan "Tidak untuk konstitusi", "Tidak buat Moursi", dan "Tidak buat kekuasaan Ikhwanul Muslimin".
Walaupun kebanyakan jalan menuju istana diblokir oleh penghalang beton atau kawat berduri, ribuan pemrotes anti-Moursi berkumpul di luar istana presiden, sehingga menimbulkan kesulitan bagi pengawal presiden serta staf keamanan.
"Kami ada di sini untuk mengatakan `Tidak` kepada Moursi dan kelompok Ikhwanul Musliminnya, yang ingin menguasai lembaga negeri ini dan mendominasi kekuasaan," kata seorang pemrotes yang bernama Hossam Mamdouh (23) di luar istana presiden.
Marian, seorang pemrotes yang berusia 28 tahun, mengatakan, "Moursi adalah presiden buat Ikhwanul Muslimin, bukan untuk semua orang Mesir." Ditambahkannya ia akan memberi suara yang menentang rancangan konstitusi tersebut sebab panel penulisnya tidak mewakili semua warga Mesir.
(C003)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012