Medan (ANTARA) -
Anggota DPRD Kota Medan, Sumut Renville Pandapotan Napitupulu mendorong Dinas Perhubungan setempat agar cepat menanggapi setiap pengaduan terhadap gangguan lampu penerangan jalan umum (LPJU) di suatu kawasan.

"Saya pantau pengaduan warga, memang ada agak lama diterima. Bahkan beberapa waktu lalu di Jalan Pelita, laporan warga sudah masuk koran. Ternyata saya lihat sudah nyala," terang Renville di Medan, Sumut, Senin.

Legislator ini secara pribadi mengapresiasi atas kinerja Dishub Kota Medan yang bergerak cepat mengatasi pengaduan LPJU di Ibukota Provinsi Sumatera Utara.

Namun pihaknya menginginkan kinerja institusi bisa mengantisipasi kerusakan LPJU terutama malam hari, di antaranya mengakibatkan rawan tindakan kriminalitas.

Data Pemkot Medan mewujudkan program Medan Terang dibutuhkan sekitar 124.038 titik LPJU, di antaranya 94.312 titik LPJU atau sekitar 76 persen sudah beroperasi di daerah ini.

"Kita tahu ada biaya perawatan, tapi kita juga mau Dishub bertugas malam hari. Sebab yang kita tahu LPJU mati di malam hari, karena bila siang hari tidak kelihatan. Itu yang perlu dipertimbangkan," tuturnya.

Politisi ini juga menginginkan tanpa pengaduan masyarakat dengan kehadiran Dishub Kota Medan akan membawa dampak perubahan positif untuk masalah LPJU.

"Jadi kita ingin sebagai wakil rakyat, masyarakat tidak perlu lagi mengadu LPJU. Kita ingin Dishub yang jemput bola," ungkap Renville.

Kabid Sarana dan Prasarana Angkutan dan Penerangan Jalan Dinas Perhubungan Kota Medan, Gultom Ridwan Parlin menyebut sejak awal tahun ini pihaknya menerima pengaduan 6.066 titik LPJU.

Di antaranya Dishub Kota Medan telah menyelesaikan pengaduan sebanyak 5.786 titik LPJU di Ibukota Provinsi Sumatera Utara ini.

"Pengaduan lewat nomor daring Dishub tidak bisa langsung perbaiki. Petugas memasukkan dahulu dalam antrean. Minimal tiga hari, baru ada realisasi. Kami masih terutang hampir 300 pengaduan," katanya.

Pihaknya juga mengaku setiap hari sudah menetapkan piket malam, seperti beberapa waktu lalu terdapat kebakaran di gedung seni budaya.

"Kami ditelpon kepala dinas dan langsung ke lokasi. Sampai di sana ada masalah listrik di dalam, kebakaran terjadi karena beban terlalu berat. Itu ranah PLN, kami tidak bisa masuk. Kami kan khusus PJU," terang Gultom.

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Maswandi
Copyright © ANTARA 2023