BPOLBF telah berdiskusi dengan Keuskupan Larantuka dan Pemerintah Kabupaten Flores Timur untuk mematangkan konsep wisata religius sebagai tema utama destinasiLarantuka (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menyebut kegiatan keagamaan Semana Santa Larantuka memiliki daya ungkit pariwisata bagi Flores Timur, Nusa Tenggara Timur dengan tema wisata religius.
"BPOLBF telah berdiskusi dengan Keuskupan Larantuka dan Pemerintah Kabupaten Flores Timur untuk mematangkan konsep wisata religius sebagai tema utama destinasi," kata Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina di Larantuka, Flores Timur, Senin.
Rangkaian Semana Santa Larantuka pada momen Paskah 2023 telah dilaksanakan terhitung 4-9 April 2023.
Berdasarkan data milik Seksi Humas dan Dokumentasi Semana Santa, total jumlah peziarah yang mendaftar sebanyak 15.107 orang.
Shana mengatakan Semana Santa memberi imbas pada peningkatan jumlah peziarah ke Larantuka, termasuk jumlah wisatawan.
Lalu kegiatan itu juga berdampak pada homestay dan rumah warga yang penuh karena dijadikan tempat menginap.
Melihat hal tersebut, BPOLBF akan melakukan pengembangan ekosistem pendukung melalui program dan kegiatan BPOLBF yang telah berjalan yang terintegrasi antara alam, budaya, dengan konteks tema besar.
Selanjutnya kegiatan Semana Santa yang diikuti dengan Festival Bale Nagi akan menjadi ikon Flores Timur.
BPOLBF pun mendorong travel pattern yang bisa dikembangkan untuk mengisi kunjungan wisatawan sepanjang tahun, yang tidak hanya padat di kegiatan Semana Santa.
"Semakin banyak kegiatan, maka semakin besar peluang dampak multiplier ke masyarakat," ucap Shana.
Semana Santa merupakan tradisi Bangsa Portugis yang telah dijalani selama 500 tahun.
Kegiatan tersebut baru kembali dilaksanakan setelah vakum tiga tahun karena pandemi COVID-19.
Baca juga: Peziarah ikuti prosesi Jumat Agung Semana Santa Larantuka
Baca juga: Keuskupan Larantuka ajak peziarah bangun gerakan ekologi ekspresi iman
Baca juga: Peziarah sebut Prosesi Laut Tuan Meninu Semana Santa Larantuka sakral
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023