Washington (ANTARA) - Kebun Binatang Memphis di Memphis, Negara Bagian Tennessee, Amerika Serikat (AS), menggelar sebuah acara perpisahan untuk panda raksasa betina Ya Ya pada Sabtu (8/4).

Ratusan orang dilaporkan menghadiri acara tersebut di area CHINA di kebun binatang itu. Di sana, mereka mengucapkan selamat jalan kepada Ya Ya, menandatangani surat, dan menonton pertunjukan budaya.

"Jika Anda tidak dapat datang ke pesta, masih ada waktu," tulis Kebun Binatang Memphis dalam sebuah unggahan di Instagram sebelumnya pada pekan lalu. "Ya Ya masih akan ada di sini sampai akhir bulan ini."

"Saya sangat sedih melepas Ya Ya pergi. Saya tahu perpisahan pada akhirnya akan terjadi, tetapi tidak ada orang yang siap untuk berpisah," ujar sebuah komentar online. "Selamat jalan, putri manis."

Ya Ya datang ke Kebun Binatang Memphis pada 2003 bersama panda raksasa jantan Le Le di bawah kemitraan antara kebun binatang tersebut, yang terletak di Midtown, Memphis, dan Asosiasi Kebun Zoologi China (Chinese Association of Zoological Gardens/CAZG).

Kebun Binatang Memphis pada Desember 2022 mengumumkan bahwa perjanjian peminjaman panda raksasa dengan CAZG akan berakhir pada 2023.

Kebun Binatang Memphis pada Desember 2022 mengumumkan bahwa perjanjian peminjaman panda raksasa dengan CAZG akan berakhir pada 2023

Sayangnya, Le Le mati pada Februari lalu menjelang jadwal pemulangan pasangan panda itu ke China. Kematian tersebut disebabkan oleh penyakit jantung, menurut autopsi yang dilakukan oleh sejumlah ahli dari China dan AS.

Kebun Binatang Memphis sebelumnya menanggapi kekhawatiran seputar Ya Ya, yang lahir di China pada 3 Agustus 2000.

"Terkait pertumbuhannya, orang-orang melihat bahwa dia seekor panda yang sangat kecil," tulis Kebun Binatang Memphis dalam sebuah rilis pada Februari, yang mengatakan bahwa "terkait fenotipenya, ukuran badan Ya Ya yang kecil tidak disebabkan oleh nutrisinya, melainkan berasal dari genetika keluarganya."

"Ya Ya juga hidup dengan kondisi kulit dan bulu kronis yang berkaitan erat dengan sistem kekebalan tubuh dan secara langsung dipengaruhi oleh fluktuasi hormonal," papar rilis tersebut.

"Kondisi itu tidak memengaruhi kualitas hidupnya, namun terkadang membuat bulunya terlihat tipis dan tidak merata," lanjut rilis. "Kondisi tersebut dipantau secara ketat oleh tim perawatan hewan dan staf dokter hewan kami." demikian Xinhua


Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2023