Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang terangkat 0,14 persen, sementara Nikkei Jepang menguat 0,5 persen
Singapura (ANTARA) - Saham-saham Asia naik tipis pada awal perdagangan Senin, sementara dolar memulai pekan ini di posisi terdepan setelah data pekerjaan AS menggarisbawahi pasar tenaga kerja yang ketat, memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan kembali menaikkan suku bunga pada pertemuan bulan berikutnya.
Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang terangkat 0,14 persen, sementara Nikkei Jepang menguat 0,5 persen. Pasar Australia, Hong Kong dan Eropa masih tutup untuk libur hari Paskah.
Saham China melemah pada awal perdagangan Senin, dengan indeks saham-saham unggulan CSI 300 bergerak 0,2 persen lebih rendah, sedangkan Indeks Komposit Shanghai turun hampir 0,3 persen.
Data Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (7/4/2023) menunjukkan bahwa data penggajian non-pertanian (NFP) meningkat 236.000 pekerjaan bulan lalu, sedikit di bawah 239.000 yang diperkirakan oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters.
Laporan yang diawasi ketat juga menunjukkan bahwa kenaikan upah tahunan melambat tetapi tetap terlalu tinggi untuk konsisten dengan target inflasi bank sentral AS 2,0 persen.
Pasar tenaga kerja masih terlalu ketat bagi The Fed untuk menurunkan inflasi ke target 2,0 persen tanpa kenaikan suku bunga lebih lanjut, kata Mansoor Mohi-uddin, kepala ekonom di Bank of Singapore, dikutip dari Reuters.
"Investor mengantisipasi kegagalan bank AS bulan lalu akan memaksa Fed menurunkan suku bunga, tetapi para pejabat memperingatkan inflasi yang kokoh akan membuat Fed tidak mungkin melonggarkan kebijakan tahun ini."
Pasar sekarang menilai peluang 66 persen Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan 2-3 Mei, menurut alat CME FedWatch.
Fokus investor sekarang akan beralih ke laporan inflasi yang akan dirilis pada Rabu (12/4/2023) yang akan membentuk jalan yang akan diambil Fed dalam pertempurannya melawan harga-harga. Risalah pertemuan terakhir bank sentral pada Maret juga dijadwalkan akan dirilis pada Rabu (12/4/2023).
Dengan meningkatnya kekhawatiran resesi, investor bertaruh kekacauan dalam sistem perbankan yang dipicu oleh keruntuhan tiba-tiba Silicon Valley Bank pada Maret akan memperketat persyaratan kredit. Pedagang semakin yakin bahwa Fed akan memangkas suku bunga di paruh kedua untuk menangkal penurunan ekonomi.
Tetapi beberapa analis melihat keterputusan antara kemungkinan jalur Fed dan ekspektasi pasar.
"Tidak hanya inflasi yang tinggi dan pasar tenaga kerja yang masih kuat membuat pemotongan tidak mungkin terjadi," menurut ahli strategi Citi. "Tapi kami melihat inflasi yang terlalu kuat sebagai penyebab kenaikan lebih lanjut." Citi memperkirakan tiga kenaikan suku bunga 25 basis poin lebih lanjut.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS dua tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, naik 13 basis poin menjadi 3,951 persen, sedangkan imbal hasil obligasi 10 tahun naik 8,8 basis poin menjadi 3,378 persen.
Bagian kurva imbal hasil obligasi pemerintah AS yang diawasi ketat yang mengukur kesenjangan antara imbal hasil dua tahun dan 10 tahun, dipandang sebagai indikator ekspektasi ekonomi, berada di -57,7 basis poin.
Di pasar mata uang, indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,118 persen menjadi 102,14.
Euro naik 0,05 persen menjadi 1,0902 dolar, sementara sterling diperdagangkan terakhir naik 0,02 persen di 1,2416 dolar.
Yen melemah 0,32 persen versus greenback pada 132,55 per dolar ketika gubernur bank sentral baru Jepang Kazuo Ueda mengambil alih jabatan dari Haruhiko Kuroda. Ueda, yang masa jabatannya dimulai pada Minggu (9/4/2023) akan mengadakan konferensi pers pengukuhannya pada pukul 10.15 GMT pada Senin.
Emas spot turun 0,5 persen menjadi diperdagangkan di 1.998,53 dolar AS per ounce, sementara emas berjangka AS turun 0,27 persen menjadi diperdagangkan di 2.006,50 dolar AS per ounce.
Minyak mentah AS naik 0,09 persen menjadi diperdagangkan di 80,77 dolar AS per barel dan Brent menguat 0,07 persen menjadi diperdagangkan di 85,18 dolar AS per barel.
Baca juga: Saham Eropa dibuka naik, penambang imbangi kekhawatiran resesi AS
Baca juga: Saham Asia merosot terseret kekhawatiran resesi
Baca juga: Saham Asia dibuka turun, "yield" obligasi tertekan kekhawatiran resesi
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023