Jakarta (ANTARA) - Junior Doctor Networks (JDN) Indonesia melaporkan 85 persen dokter umum di Indonesia masih memperoleh besaran gaji di bawah standar yang telah ditentukan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
"JDN telah menyelenggarakan survei nasional pendapatan dokter umum Indonesia yang mendapatkan data bahwa 85 persen take home pay para dokter umum di Indonesia masih di bawah standar yang ditentukan IDI," kata Anggota JDN Indonesia Makhyan Jibril Al Farabi dalam Dialog JDN yang diikuti secara daring di Jakarta, Ahad.
Ia mengatakan, selama ini banyak ditemui dokter yang berpraktik di tiga tempat sekaligus dengan jam kerja 66,27 jam per pekan.
Baca juga: Menkes ajak forum dokter berdiskusi perihal somasi atas dirinya
Dari hasil survei tersebut juga dipublikasikan, hanya 16,15 persen dokter yang memiliki pendapatan sesuai dengan standar yang ditentukan IDI, sekitar Rp12,5 juta per bulan.
Survei tersebut menyasar 452 dokter berusia di bawah 35 tahun dengan rata-rata gaji per bulan berkisar kurang dari Rp10 juta. Hanya 24,78 persen dari mereka yang memperoleh gaji di atas Rp10,5 juta per bulan.
Dalam kesempatan itu, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memahami hal tersebut dan menyampaikan bahwa pendapatan para dokter ini memang harus diperbaiki. Setidaknya, pendapatan yang mereka terima harus merata dan berkeadilan.
"Misal, dokter yang melakukan pengabdian di daerah terpencil jangan sampai pendapatannya ikutan kecil," katanya.
Selain itu, Menkes Budi juga berinisiatif melakukan reformasi terkait remunerasi dokter di rumah sakit vertikal dalam koordinasi Kemenkes yang rencananya akan bergulir mulai bulan depan.
Dalam kegiatan itu, sejumlah dokter umum yang bertugas menjadi tenaga pengajar juga turut menceritakan suka duka mereka dalam menyampaikan pendidikan kedokteran. Banyak dari mereka yang masih harus bekerja di berbagai tempat, tapi dengan standar gaji yang masih jauh dari yang ditetapkan IDI.
Selain itu, mereka juga menyampaikan bahwa untuk mencapai keinginan Menteri Kesehatan dalam meningkatkan pelayanan promotif dan preventif di fasilitas pelayanan primer, pemerintah perlu mengoptimalkan pendidikan dokter sejak dini.
Menanggapi hal ini Menteri Kesehatan berjanji untuk membahasnya lebih lanjut dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Baca juga: PB IDI minta pemerintah naikkan insentif dokter
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023