Surabaya (ANTARA News) - Juara All England 1993 dan 1994, Hariyanto Arbi, meluncurkan buku biografi berjudul "Hariyanto Arbi, smash 100 watt" yang ditulis seorang wartawan olahraga, Broto Happy, di Surabaya, Selasa malam. Acara "launching itu, selain dihadiri Ketua Umum PB PBSI Sutiyoso, juga sejumlah tokoh bulutangkis nasional seperti Rudy Hartono, Tan Joe Hok, Indra Gunawan, Liem Swie King, Eddy Prayitno, Lius Pongoh dan Hendrawan serta beberapa pemain pelatnas Cipayung. Berkumpulnya para tokoh bulutangkis di Surabaya itu sekaligus untuk menyaksikan digelarnya kejuaraan internasional bintang enam "Djarum Indonesia Open 2006, yang babak utamanya dimulai Rabu (31/5) hingga Minggu (4/6) mendatang. Dalam buku setebal 268 halaman yang dicetak dengan tampilan mewah dengan warna penuh itu, juga dikisahkan tentang perjuangan Hariyanto sejak meretas karier bersama klub Djarum Kudus hingga sukses sebagai pemain dunia. Pada bagian lain dibahas pula bagaimana kegalauan Hariyanto saat divonis mentok dan tidak bisa berprestasi lagi ketika di awal masuk pelatnas. Juga dikupas mengenai teknik jumping smash Hariyanto yang mirip dengan senjata rahasia sang idolanya, Liem Swie King. Pelatih bulutangkis Indra Gunawan pada kesempatan itu menilai, Hariyanto sangat efektif dalam memanfaatkan masa produktifnya. "Ia berjaya dalam waktu singkat, tapi mencatat hasil luar biasa yakni dua kali menjadi juara All England pada 1993 dan 1994 serta setahun kemudian menjadi juara dunia," katanya. Menurut Indra, para pelatih yang pernah menangani Hariyanto juga senang, karena pebulutangkis kelahiran Kudus 21 Januari 1972 itu tidak terlalu menggantungkan diri kepada pelatih, mengingat dia lebih banyak menggunakan inisiatif. Pendapat itu dibenarkan pelatih Eddy Prayitno yang menangani Hariyanto sejak kecil. "Hariyanto yang memiliki gaya permainan menyerang, memiliki disiplin tinggi. Ia sering berinisiatif berlatih sendiri di luar jadwal, sehingga meringankan tugas pelatih. Ini contoh yang baik bagi pemain sekarang," katanya. Sementara itu Ketua SIWO PWI Jatim, Akhmad Munir, mengharapkan prestasi Hariyanto yang bermain tak kenal lelah karena lebih mengandalkan tenaga, sehingga digambarkan memiliki smash 100 watt, bisa menular kepada pemain generasi sekarang, bahkan jika mungkin bisa ditingkatkan menjadi 1.000 watt.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006