Jakarta (ANTARA News) - Ketua Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) Amir Karamoy mengatakan, sejak merebaknya penyakit flu burung yang telah menelan banyak korban, omset rata-rata bisnis Waralaba di Tanah Air turun antara 10 hingga 15 persen. "Kecenderungan penurunan tersebut terutama terjadi di setiap produk yang berkaitan dengan ayam," katanya kepada wartawan di Kantor Wapres Jakarta, Selasa, usai bertemu Wapres Jusuf Kalla. Meski demikian, kata Amir Karamoy, perkembangan bisnis waralaba di Indonesia masih cukup baik, terbukti dengan omset yang beredar sekitar Rp150 triliun per tahun. Ia mengatakan, saat ini ada sekitar 385 waralaba lokal dan asing di Tanah Air dengan tenaga kerja sekitar 4 juta orang. Namun Amir mengakui, pertumbuhan waralaba asing lebih berkembang daripada waralaba lokal. Data Wali hingga akhir 2005 menyebutkan bahwa pertumbuhan waralaba asing mencapai 15 persen sedangkan waralaba lokal pertumbuhannya hanya sekitar 7 persen. Bahkan, katanya, diperkirakan dalam beberapa waktu mendatang waralaba asing terutama di bidang ritel akan berdatangan masuk ke Indonesia. "Sekarang ada ketentuan dari Departemen Perdagangan bahwa ritel asing itu tidak bisa masuk ke (daerah) lokal," katanya. Wali, katanya, memperjuangkan bahwa itu seharusnya boleh dengan tiga syarat yaitu harus "franchise" (waralaba), harus menjual minimal 60 persen produk lokal, dan harus mengikuti ketentuan yang diatur oleh Pemda berdasarkan zona penetapan lokasi. "Kelihatannya Wapres tertarik dengan saran itu dan kita juga akan sampaikan hal ini ke Departemen Perdagangan," kata Amir. Dalam kesempatan tersebut Wali juga meminta kepada pemerintah khususnya Departemen Perdagangan agar ikut dilibatkan dalam proses dikeluarkannya perizinan waralaba (Surat Tanda Usaha Waralaba).(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006