Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 22 personel Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 8/Uddhata Yudha mengikuti pesantren kilat yang digagas oleh Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf.
Selama tiga pekan, terhitung sejak 31 Maret hingga 18 April, puluhan personel Yonarmed itu mengikuti kajian tafsir Alquran Al-Jalalain dan tadarus, serta mengakji Kitab Ayyuhal Walad Karya Imam Al Ghazali di Pondok Pesantren An-Nuriyah, Kaliwining, Jember, Jawa Timur, asuhan Gus Yayak.
“Kegiatan pesantren kilat ini dilakukan dalam rangka pembinaan mental anggota Yonarmed, khususnya bagi yang beragama Islam selama Ramadhan 1444 Hijriah,” kata Danyonarmed 8/UY Letkol Arm Ketut Wira Purbawan dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Yang menarik adalah, para personel yang yang dipimpin oleh Letda Arm Alvin Diza, mengikuti kegiatan pesantren kilat tetap menggunakan seragam dinas, yang merupakan ciri dari pasukan tempur TNI Angkatan Darat, dilengkapi dengan kopiah hitam.
Hal ini untuk menunjukkan bahwa personel Yonarmed selain memiliki fungsi tempur juga senantiasa memegang teguh nilai-nilai agama dalam setiap melaksanakan tugas pengabdian kepada bangsa dan negara.
“Kami harapkan, apa yang mereka dapatkan di pesantren itu bisa membentuk mental dan perilaku yang baik dalam tugas mereka sehari-hari di keluarga, satuan, dan lingkungannya. Mereka dibimbing langsung oleh pengasuh Pesantren ini," kata Ketut.
Letda Arm Alvin Diza menerangkan, personelnya mengikuti kegiatan persantren kita setiap hari mulai dari pukul 17.00 sampai 22.30 WIB.
Kegiatan tadarus Alquran, dirinya dan anggotanya mengikuti kajian Kitab Tafsir Al-Jalalain dan Kitab Ayyahul Walad yang berisi nasehat-nasehat Imam Al Ghazali kepada murid-muridnya di masa lalu.
Selain itu, kata dia, para personel itu juga diwajibkan menghafalkan surat-surat di Juz Amma mulai dari Al-Fill hingga Al-Adiyat. Mereka akan menyetorkan hafalannya itu saat selesainya kajian setiap hari.
Alvin menyebut, banyak hikmah yang mereka dapatkan dari mengikuti kegiatan tersebut, salah satunya dari kajian Kitab Ayyuhal Walad, seperti, jangan mencari masalah dengan orang lain, kesabaran membawa nikmat, bila di perintah oleh atasan, yakinkan perintah tersebut untuk mencari Ridha Allah, dan utamakan sikap rendah hati ke setiap orang.
Ia berharap dengan mental yang baik selama pembinaan di pesantren kilat bisa melahirkan prajurit TNI Angkatan Darat yang beritikad dan berperilaku baik seperti yang diharapkan oleh Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf.
“Itu tentu saja berguna buat diri pribadi mereka dan lingkungannya,” kata Alvin.
Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf menggagas kegiatan pesantren kilat karena ia melihat Jember memiliki sumber daya pesantren yang banyak melakukan pengkajian kitab tafsir, fiqih, adab dan lain-lain.
Oleh karena itu, ia mempersilahkan prajuritnya yang berminat untuk memperdalam ilmu di pesantren.
“Saya dukung mereka sehingga nantinya setelah selesai nyantri mereka bisa menjadi imam shalat atau penceramah di lingkungan batalyon dan masyarakat,” kata Farid.
Pendalaman ilmu agama di pesantren menjadi modal tambahan bagi prajurit TNI terutama dalam komunikasi sosial dengan masyarakat. Untuk itu, Farid berharap apa yang sudah dirintis ini akan menjadi kegiatan rutin setiap waktu, dan bisa diikuti oleh satuan-satuan lainnya di jajaran Kodam V/Brawijaya
“Inilah adalah salah satu tambahan modal kemampuan prajurit yang akan memperbesar kesempatan mereka melakukan komunikasi sosial dengan masyarakat," kata Farid.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023