Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pemerintah melakukan empat strategi pendekatan dalam menangani faktor-faktor penyebab banjir Jakarta.
"Karena faktor penyebab banjir Jakarta sangat kompleks maka ada empat strategi untuk mengatasi pengendaliannya," kata Sutopo Purwo Nugroho yang dihubungi di Jakarta, Senin.
Hal pertama, kata Peneliti Utama Bidang Hidrologi dan Konservasi Tanah di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tersebut, jauhkan bencana dari masyarakat. Hal itu bisa dilakukan dengan membangun tanggul, normalisasi sungai, dan pembuatan sistem peringatan dini.
"Sungai-sungai dikeruk dan dilebarkan agar daya tampungnya lebih," ujar dia.
Kedua, jauhkan masyarakat dari bencana. Mereka yang tinggal di bantaran sungai harus direlokasi.
"Ada program pemerintah tentang relokasi. Ada proyek Kali Pesanggrahan, Angke, dan Sunter. Pemprov DKI sudah menyiapkan dana sekitar Rp400 Miliar untuk pembebasan lahan di wilayah Pesanggrahan," kata dia.
Pendekatan ketiga, yaitu hidup harmoni dengan risiko bencana. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir seperti Kampung Melayu melakukan langkah antisipasi dan adaptasi.
"Begitu datang November, Desember, dan Januari yang merupakan puncak hujan, Perabotan ditaruh di atas. Mereka juga membentuk kelompok komunitas bagaimana mengevakuasi, memberikan informasi ke masyarakat melalui masjid dengan kentongan, dan membuat tanggul-tanggul. Itu sudah dilakukan sebagai langkah adaptasi," kata dia.
Keempat, lanjut dia, kearifan lokal. Relokasi bukanlah sesuatu yang mudah dan perlu waktu.
"Hal itu terjadi karena ada keterikatan seseorang terhadap tempat tinggalnya. Itu masalah budaya dan sebagainya," ujar dia.
Sehingga juga diperlukan keterlibatan tokoh masyarakat untuk mengambil hati seseorang sehingga mau direlokasi.
"Kami di BNPB punya pengalaman masalah relokasi seperti, banjir bandang di Wasior , tsunami Mentawai dan erupsi Merapi.Relokasi itu sulit sekali dan itu pilihan terakhir di dalam penanggulangan bencana," kata dia.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus menyempurnakan sistem peringatan dini agar dampak banjir bisa dikendalikan dan diminimalkan, kata Wakil Kepala Dinas PU DKI Jakarta Tarjuki.
"Jakarta sudah lama memiliki early warning system banjir. Kami mengutamakan peringatan dini dan mitigasi karena tidak ada negara di dunia ini yang berhasil mengatasi banjir," kata Tarjuki dalam diskusi di Jakarta, Jumat.
Namun, lanjut dia, bagaimana negara memitigasi dan menyelamatkan nyawa penduduk dari bencana banjir.
(A063)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012