Jakarta (ANTARA) - Mata uang rupiah terhadap dolar AS pada Senin pagi bergerak melemah 10 poin di tengah isu defisit neraca perdagangan Indonesia.

Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Senin pagi bergerak melemah nilainya sebesar 10 poin menjadi Rp9.615 dibanding posisi sebelumnya Rp9.605 per dolar AS.

"Rupiah melemah ditengah isu defisit neraca perdagangan, meski demikian posisi cadangan devisa untuk bulan November tercatat naik menjadi 111,285 miliar dolar AS dari 110,297 dolar AS," kata analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan, kenaikan senilai hampir satu miliar dolar AS itu kemungkinan berasal dari masuknya dana asing ke pasar Indonesia dalam bentuk portofolio dan penanaman langsung (PMA).

"Untuk portofolio asing khususnya di surat utang negara (SUN) terdapat kenaikan dana asing senilai Rp19 triliun atau setara dengan 1,98 miliar dolar AS. Sedangkan dari kegiatan neto perdagangan untuk November kemungkinan masih terjadi defisit karena neto tambahan devisa hanya tercatat sekitar satu miliar dolar AS," kata dia.

Menurut dia, naiknya posisi cadangan devisa itu mestinya dapat mengurangi tekanan terhadap pelemahan nilai tukar rupiah yang terhadap dolar AS.

"Diperkirakan mata uang rupiah berpotensi menguat kembali," kata dia.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan, dolar AS berhasil mendominasi mata uang beresiko setelah laporan pemerintah menunjukkan pertumbuhan tenaga kerja AS yang melampaui perkiraan.

"Tingkat pengangguran turun menjadi 7,7 persen pada bulan November," kata dia.
(ANT)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012