Gunung Kidul (ANTARA News) - Nelayan di Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta belum mampu mengoperasikan kapal bantuan kapal ukuran 30 grosston dari Kementerian Kelauatan dan Perikanan.
"Kami sudah mendapatkan pelatihan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunung Kidul, tetapi pelatihannya sangat singkat antara tiga hingga lima hari. Padahal, untuk mampu mengoperasikan kapal butuh pelatihan minimal 20 hari setiap pelatihan," kata Ketua Kelompok Nelayan Mina Samudra Baron Sunardi di Gunung Kidul, Senin.
Sunardi mengatakan, singkatnya pelatihan yang diberikan oleh DKP Gunung Kidul karena ketersediaan anggaran yang sedikit sementara dari sisi nelayan Gunung Kidul, tingkat kemampuan sumber daya manusianya masih kurang.
Dia mengemukakan, sebagian besar nelayan Gunung Kibul bukan nelayan asli melainkan petani yang beralih menjadi nelayan.
"Untuk mengoperasikan kapal besar diatas 30 grosston tidak semudah mengoperasikan kapal jukung. Saat kami berubah profesi dari petani menjadi nelayan saja membutuhkan waktu sekitar lima tahun. Begitu juga dari menggunakan kapal kecil menjadi kapal besar butuh waktu lama dan pelatihan secara rutin. Kami sangat mengharapkan pelatihan yang maksimal," kata dia.
Sunardi mengatakan, kapal bantuan KKP dioperasikan oleh nelayan dari nelayan Pantura seperti Kabupaten Tegal dengan sistem sewa.
Selain itu, ada sebagian nelayan Gunung Kidul sebagai anak buah kapal untuk belajar mengoperasikan kapal besar.
Menurut dia, nelayan yang umurnya diatas 45 tahun lebih memilih mengoperasikan kapal jukung, ketimbang mengoperasikan kapal besar.
"Nelayan yang menggunakan kapal besar usianya di bawah 40 tahun. Kalau kami yang umurnya diatas 45 tahun lebih memilih melaut seperti sekarang ini dengan menggunakan kapal kecil atau jukung. Karena kami memiliki ternak dan mengolah lahan pertanian," kata dia.
Plt Kepala DKP Gunung Kidul Suwarno mengatakan pihaknya sudah memberikan pelatihan secara intensif kepada nelayan untuk mengoperasikan kapal 30 grosston.
"Setiap kapal ukuran 30 grosston terdapat ahli nautika kapal tangkap ikan untuk mendampingi 20 nelayan," katanya.
(ANTARA)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2012