Selain sektor pariwisata, investor dapat berinvestasi di bidang teknologi pertanian dan energi terbarukan sejalan dengan konsep Kerthi Bali,
Denpasar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi (KPwBI) Bali ikut mendorong investor dari Jepang untuk berinvestasi di Pulau Dewata karena memiliki potensi cukup besar.
"Selain sektor pariwisata, investor dapat berinvestasi di bidang teknologi pertanian dan energi terbarukan sejalan dengan konsep Kerthi Bali," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Jumat.
Trisno menyampaikan hal itu terkait kunjungannya ke Tokyo, Jepang, pada 2-3 April 2023 dalam agenda promosi perdagangan, pariwisata dan investasi (Trade, Tourism and Investment — TTI).
Baca juga: KBRI Tokyo tawarkan pebisnis Jepang peluang investasi di Bali
Pemerintah Provinsi Bali bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo menggelar Trade, Tourism and Investment di Tokyo, Jepang, sebagai upaya memperkenalkan produk-produk unggulan Bali kepada masyarakat Jepang.
Selain itu, mempromosikan Bali sebagai destinasi wisata unggulan bagi warga Negeri Sakura sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisata ke Bali.
Trisno Nugroho dalam kesempatan itu mengatakan memaparkan perkembangan terkini ekonomi Bali di hadapan investor, buyer potensial, pelaku usaha dan 'travel agent' asal Jepang pada sesi Business Forum.
Ia menekankan bahwa momentum pemulihan ekonomi Bali terus membaik yang tercermin pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan diikuti inflasi yang tetap terkendali.
Berdasarkan rilis BPS mengenai inflasi gabungan dua kota di Provinsi Bali (Denpasar dan Singaraja) pada Maret 2023 menunjukkan perkembangan yang positif yakni sebesar 0,07 persen (mtm) sama dengan inflasi bulan sebelumnya (0,07 persen) dan lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 0,18 persen (mtm).
Inflasi secara tahunan juga dapat melandai dari 6,34 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 5,46 persen (yoy) pada Maret 2023.
"Mempertimbangkan kondisi ekonomi tersebut, saat ini Bali merupakan tempat yang menarik untuk berinvestasi, " kata Trisno.
Baca juga: Perusahaan Jepang terima 5.200 peserta magang dan 2.000 siswa di 2022
Selain itu, lanjut Trisno, konsep "Bali Kerthi" yang mendorong sektor lain di luar pariwisata untuk berkembang, merupakan peluang bisnis yang menjanjikan karena Bali memiliki produk unggulan lokal yang memiliki potensi besar untuk dijual di pasar domestik maupun ekspor ke luar negeri.
Dari sisi trade (perdagangan), beberapa UMKM binaan/mitra BI turut berpartisipasi dalam promosi TTI di Tokyo yakni dari sisi makanan, wastra maupun kerajinan turut berpartisipasi seperti Putrimas, Cepuk Rang-rang Nusa Karang (CRNK), Artha Dharma, Tunjung Biru, Kopi Bali Arabika, dan C V Natural Bali Kulkul.
Sebelumnya Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan pihaknya terus menjaga momentum pemulihan ekonomi Bali pasca-pandemi COVID-19.
Koster menambahkan bahwa Bali sedang melakukan transformasi ekonomi melalui konsep "Kerthi Bali" dengan enam sektor prioritas yang menjadi pondasi perekonomian Bali ke depan, yaitu pertanian, kelautan/perikanan, industri branding Bali, UMKM dan koperasi, ekonomi kreatif dan digital, serta pariwisata.
Baca juga: BI Bali mulai layanan kas keliling penukaran uang untuk Lebaran
Untuk mendukung konsep 'Bali Kerthi" tersebut, Pemprov Bali terus berupaya membangkitkan UMKM di Bali yang sempat terpuruk akibat pandemi, antara lain melalui sinergi dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda)
"Dukungan Dekranasda Provinsi Bali yang secara konsisten memfasilitasi dan membimbing pelaku UMKM sangat bermanfaat bagi kebangkitan UMKM di Bali," ujar Koster.
Di sela promosi TTI tersebut, diselenggarakan juga fashion show dengan tema "The Tales of Bali' Wastra yang menampilkan busana rancangan beberapa desainer ternama Bali.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023