Jangan sampai teknologi yang buatan manusia itu justru mendatangkan dampak buruk untuk kita semuaJakarta (ANTARA) - Lembaga Ta'lif wa Nasyr (LTN) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendorong masyarakat agar pintar memanfaatkan teknologi, di antaranya dengan menguasai bahasa teknologi.
"Harus kita yang pintar memanfaatkannya. Jangan sampai teknologi yang buatan manusia itu justru mendatangkan dampak buruk untuk kita semua," kata Ketua LTN PBNU H Ishaq Zubaedi Raqib dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Psikolog: Orang tua perlu mengawasi perilaku anak di media sosial
Baca juga: Pakar komunikasi jelaskan untung-rugi "curhat" di media sosial
Ia menambahkan teknologi dapat diibaratkan seperti pisau bermata dua yang berarti jika manusia tidak pintar menguasai teknologi, teknologi akan berdampak negatif kepada manusia.
"Tetapi kalau kita pintar (memanfaatkan teknologi), dia akan menjadi manfaat besar untuk kita," kata Edi, sapaan akrab Ishaq Zubaedi Raqib.
Hal tersebut dia sampaikan dalam seminar literasi digital bertajuk "Produktif di Media Sosial" yang diselenggarakan di SMK Tiara Bangsa, Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat, Kamis.
Edi pun menyampaikan bahwa SMK Tiara Bangsa merupakan sekolah pertama yang mendapat program literasi digital atas kerja sama LTN PBNU dengan Indihome, PT Telkom Indonesia, dan Majelis Taklim Telkom Group (MTTG).
Ia mengatakan seminar literasi digital itu merupakan salah satu upaya LTN PBNU untuk mengamalkan firman Allah SWT dalam Surat Ibrahim ayat 4. Di dalam surat itu, Allah menyampaikan tidak akan diutus seorang Rasul, kecuali dengan bahasa kaumnya.
“Saya sengaja menyitir ayat khusus masalah bahasa. Rasul itu diutus, memahami dan menguasai bahasa kaum itu. Bahasa kita saat ini adalah bahasa teknologi, informasi, digital. Tidak ada di antara kita saat ini yang tidak memiliki kedekatan dengan alat-alat teknologi komunikasi,” kata dia.
Menurut Edi, setiap orang yang pada saat ini memiliki telepon seluler wajib mempelajari bahasa teknologi agar mudah menerima pesan.
Melalui seminar itu, LTN PBNU juga mengajak para siswa SMK Tiara Bangsa Bekasi untuk mempelajari bahasa yang pantas dan sopan sehingga mereka bisa produktif dalam menggunakan media sosial.
Sementara itu, Pj. Ketua PCNU Kabupaten Bekasi KH Atok Romli Musthofa menyampaikan sebuah kaidah yang familiar bagi kalangan pesantren yaitu, salamatul insan fi hifdzil lisan atau keselamatan manusia itu ada dalam menjaga lidahnya. Namun, di era kemajuan teknologi, lanjut dia, kaidah itu berubah menjadi salamatul insan fi yadaini atau keselamatan manusia ada dalam kedua tangannya.
"Di dua tangan inilah manusia akan selamat. Orang banyak bermedia sosial ngawur. Salah bermedia sosial masuk penjara, awalnya iseng-iseng membagikan. Dikira enggak berdampak, tahu-tahu masuk penjara. Setelah masuk, nangis di penjara, begitu. Itu karena tidak tahu," jelas Kiai Atok.
Menurut dia, media sosial pada saat ini sudah memiliki banyak manfaat, seperti TikTok yang banyak diisi dengan konten pengajian. Meskipun begitu, dia mengingatkan konten negatif yang mengajak pengguna TikTok melakukan maksiat tetap ada.
"Kita pasti lihat ada yang baik dan buruk. Media sosial ini penting untuk memperbaiki masyarakat dan menjadi kesadaran kita," kata dia.
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2023