New York City (ANTARA) - Amerika Serikat (AS) harus menolak kerangka Perang Dingin karena negara itu berada di persimpangan jalan dalam hubungannya dengan China serta bisa berbahaya jika mengambil jalan yang salah, menurut sebuah artikel baru-baru ini.
Dalam artikel yang diterbitkan di Daily Beast pada Maret, David Rothkopf, CEO Rothkopf Group --perusahaan media AS, menepis tuduhan Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines bahwa China mewakili "ancaman paling berbahaya bagi keamanan nasional AS."
"Mengapa China menjadi ancaman yang begitu besar meskipun negara itu tidak memiliki sejarah penaklukan di luar wilayahnya dalam sejarah 5.000 tahun dan jauh dari mampu atau cenderung menimbulkan ancaman serangan langsung ke AS?" tanya Rothkopf.
Perlu meninggalkan "gagasan bahwa bagaimanapun hubungan AS-China adalah konflik menang-kalah (zero-sum), kata penulis artikel itu, "Ekonomi kita saling terkait. Terdapat lebih dari 70.000 perusahaan AS yang aktif di China."
"Tidak ada satu pun masalah global utama yang dapat kita selesaikan tanpa bekerja sama dengan China. Banyak di antara semua itu, kepentingan kita saling bersinggungan. Pada beberapa di antaranya, kepentingannya saling tumpang tindih," lanjutnya.
"Mengingat apa yang dipertaruhkan, kita berutang pada diri kita sendiri untuk menelusuri kembali langkah ke persimpangan jalan yang tampaknya telah kita lalui," kata Rothkopf.
Ia menekankan agar mental Perang Dingin ditinggalkan, "yang bukan merupakan kepentingan siapa pun, serta untuk mencari gagasan dan pendekatan baru untuk era baru ini."
Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023