Washington (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton bulan ini akan menjadi saksi kasus serangan mematikan di Kedutaan Besar AS untuk Libya di Benghazi September lalu sebelum parlemen menggelar dengar pendapat tentang kasus itu.

Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Senator John Kerry, mengatakan bahwa Hillary "sudah berkomitmen untuk bersaksi di depan komite sebelum akhir sesi kongres."

Dalam surat kepada anggota kongres yang dikutip AFP, Kerry mengatakan diplomat tertinggi AS akan membahas temuan tentang serangan Benghazi.

Namun surat itu tidak menyebutkan tanggal pasti pertemuan dan tidak menjelaskan apakah sidang akan terbuka untuk umum.

Sesi pertemuan kongres selanjutnya akan dimulai pada 3 Januari, tetapi biasanya anggota parlemen menyelesaikan semua urusan pada akhir tahun.

Hillary juga memberikan kesaksian di depan Komite Urusan Luar Negeri "untuk membahas, dalam sidang terbuka, temuan dan rekomendasi" dewan, kata Ketua Komite Ileana Ros Lehtinen.

Kantor Ros-Lehtinen mengatakan bahwa laporan dewan akan dirilis pekan depan, dan Hillary akan segera bersaksi setelah itu.

Dia mengatakan dia berharap Hillary akan membahas langkah-langkah perbaikan yang dilakukan oleh Departemen Luar Negeri soal serangan tersebut, khususnya soal "keamanan pos,  penilaian ancaman, tanggung jawab pemerintah tuan rumah dan koordinasi dengan badan-badan keamanan Amerika lainnya."

Serangan 11 September di Benghazi yang menyebabkan Duta Besar Amerika Serikat Chris Stevens dan tiga warga Amerika lainnya terbunuh, dan dengan cepat menimbulkan pertanyaan tentang operasi keamanan Amerika dan potensi kebangkitan teroris.

(S038)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2012