Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menekankan pentingnya memperkuat edukasi tentang peran penting perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam upaya mencegah stunting.
"Kementerian/lembaga hingga pemda perlu terus memperkuat edukasi mengenai peran PHBS dalam mencegah stunting," kata Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kemenko PMK Jelsi Natalia Marampa di Jakarta, Kamis.
Jelsi Natalia Marampa menjelaskan PHBS sangat penting untuk mencegah stunting pada balita, karena dapat mencegah diare dan penyakit lainnya.
"Perilaku hidup bersih dan sehat meliputi mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan lingkungan, dan mengonsumsi air minum aman," katanya.
Jelsi menambahkan, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir perlu dilakukan sebelum menyiapkan makanan, setelah dari toilet atau membersihkan kotoran bayi/anak.
Baca juga: Menko: Alokasikan APBD untuk penanganan stunting-kemiskinan ekstrem
Baca juga: Kemenko PMK: Pengetahuan mengenai gizi seimbang kunci cegah stunting
"Orang tua perlu memberi makan bayi dengan tangan, peralatan, dan cangkir bersih, serta menyimpan makanan di tempat bersih dan aman," katanya.
Selain PHBS, kata dia, Kemenko PMK juga mendorong penerapan gizi seimbang untuk pencegahan dan penanganan stunting.
"Gizi seimbang didapatkan dengan mengkonsumsi makanan pokok, protein hewani dan nabati, sayur dan buah, dengan proporsi seimbang. Kebutuhan protein hewani dan nabati sangat tinggi pada masa emas pertumbuhan anak," katanya.
Untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terkait PHBS dan gizi seimbang, kata dia, diperlukan edukasi, penyuluhan, dan konseling perubahan perilaku hidup bersih dan sehat serta penerapan gizi seimbang.
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah saat ini terus melakukan berbagai upaya strategis dalam rangka percepatan penurunan stunting. Prevalensi stunting di Indonesia saat ini berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), kata dia, adalah 21,6 persen.
"Pemerintah menargetkan prevalensi stunting bisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang," demikian Muhadjir Effendy.
Baca juga: Kemenko PMK: Penanganan stunting-kemiskinan ekstrem butuh kolaborasi
Baca juga: Kemenko PMK: Posyandu berperan strategis kampanyekan gizi seimbang
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023