Yogyakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, M. Din Syamsuddin, menilai bahwa pendeklarasian gempa bumi yang melanda kawasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sebagian wilayah Jawa Tengah (Jateng) menjadi bencana nasional bukanlah untuk mencari perhatian. "Deklarasi gempa bumi Yogya dan Jateng sebagai musibah nasional ini bukan dalam rangka mencari-cari perhatian, melainkan kami ingin mengetuk hati penduduk Indonesia tentang betapa dahsyatnya dampak bencana ini," kata Din dalam jumpa pers deklarasi gempa Yogya-Jateng sebagai bencana nasional, di Pos Komando (Posko) Muhammadiyah di Jalan KH A. Dahlan 103, Yogyakarta, Selasa siang. Ia menegaskan, bencana gempa tektonik berkekuatan 5,9 Skala Richter (SR) yang terjadi pada Sabtu (27/5) lalu telah memakan korban lebih dari 5.000 jiwa, sehingga sudah sepatutnya dicanangkan sebagai bencana nasional. Menurut data Satkorlak PBP DIY, gempa tektonik akibat pergeresan lempeng benua Asia-Australia itu sedikit-dikitnya mengakibatkan 5.137 orang meninggal dunia, dengan jumlah korban terbanyak berada di Kabupaten Bantul, DIY, dan di Provinsi Jawa Tengah korban meninggal tercatat mencapai 1.672 orang. "Kami juga mengimbau, agar bangsa Indonesia menggalang solidaritas dan dana untuk membantu para pengungsi. Paling tidak lewat tromol masjid saat shalat Jum`at pekan ini, semoga semua dana itu bisa disalurkan ke lokasi-lokasi pengungsian," lanjut Din. Dalam kesempatan itu, Thoha Abdurahman selaku Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DIY mengatakan arus bantuan dari berbagai pihak tanpa pencanangan bencana nasional sudah mulai mengalir. "Mudah-mudahan dengan pencanganan musibah nasional, bukan hanya dari Pulau Jawa saja bantuan itu berdatangan. Dari pulau-pulau lain atau bahkan dari luar negeri akan lebih banyak mengalir ke DIY dan Jateng," kata Thoha. Deklarasi bencana sebagai musibah/bencana nasional itu turut ditandatangani oleh jajaran pemimpin PP Muhammadiyah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Yogyakarta, Harian Kedaulatan Rakyat (KR), organisasi mahasiswa KAMMI, HMI-MPO, dan IMM. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006