Gorontalo (ANTARA News) - Festival Karawo atau kerajinan kain sulam khas Gorontalo resmi dibuka pemerintah provinsi di halaman Mall Gorontalo.
Festival tersebut dimeriahkan dengan pameran kerajinan karawo, parade dan peragaan busana karawo yang diikuti pemda, perbankan dan pelaku usaha.
"Dulu kerawang atau karawo hanya dikenal produk dari Sulawesi Utara, padahal Sulut hanya mengirim bahan ke Gorontalo untuk dikerjakan, kemudian di pasarkan di Manado," ungkap Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Sabtu.
Namun kini karawo diproduksi dan dipasarkan sendiri di daerah tersebut, serta diperkenalkan sebagai kerajinan khas Gorontalo bernilai seni tinggi.
Dari segi variasi corak maupun motif, karawo mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya yang hanya menyajikan motif bunga.
Bahan yang digunakan untuk sulaman karawo juga makin beragam mulai dari kain untuk pakaian kantor, sutera hingga gaun pesta.
"Proses penyulamannya rumit, membutuhkan ketelitian, ketekunan dan waktu yang lama sehingga harga karawo pun nyaris tidak ada yang murah," ujar gubernur.
Perwakilan Bank Indonesia Gorontalo Wahyu Purnama mengatakan sebagai salah satu peninggalan budaya Gorontalo, karawo mengalami kendala mulai dari krisis pendesain motif, upah pengrajin yang relatif rendah, regenerasi pengrajin karawo, serta harga jual yang relatif tinggi.
Untuk memberdayakan sektor riil dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), BI ingin mencoba menggairahkan kembali sulaman karawo menjadi produk yang memberikan nilai ekonomi lebih tinggi.
(D015)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012