Yogyakarta (ANTARA News) - Baru sekitar 10 persen pasar tradisional di Bantul yang mulai buka pasca bencana gempa, Selasa, dari puluhan pasar yang ada termasuk pasar desa di kabupaten ini, kata Bupati Idham Samawi. Ia mengatakan, aktivitas perekonomian belum pulih, dan bahkan warga masih kesulitan mencari bahan pangan untuk makan sehari-hari, karena tidak ada toko maupun warung yang buka hingga Selasa (30/5) ini. Untuk mendapatkan bahan pangan dari bantuan yang disalurkan melalui posko bantuan pun tidak mudah, karena masih terjadi kesemrawutan dan kekacauan dalam penyalurannya. Bupati Bantul mengakui persediaan bahan pangan memang kurang, meskipun bantuan terus mengalir. Bantuan bahan pangan langsung didistribusikan ke tempat-tempat penampungan pengungsi korban bencana. Seperti, bantuan bahan pangan dari Kabupaten Kebumen (Jateng) yang tiba hari itu, langsung didistribusikan ke Kecamatan Pajangan dan Pandak yang masih membutuhkan bantuan bahan pangan. Ia juga mengakui banyak warga yang protes, karena kenyataan di lapangan, bantuan untuk mereka sangat kurang. Bahkan ketika dibagi, setiap satu orang tidak bisa mendapatkan satu bungkus mie instan. Bupati mengakui kenyataan tersebut, karena pendistribusian bantuan tidak teratur. Disebutkannya, dengan total penduduk Kabupaten Bantul sekitar 816.000 jiwa (data sebelum bencana gempa), dibutuhkan 300 ton beras per hari. "Padahal orang sebanyak itu berada di 935 dusun, yang tentunya tidak mudah dilayani hingga merata," sambungnya. Bupati Idham Samawi menyatakan walaupun ada beras sebanyak itupun, pemerintah kabuaten bersama jajaran Satkorlak-nya tetap akan kerepotan mendistribusikannya. "Kami tidak sanggup mendistribusikannya tanpa dibantu pihak-pihak lain," tegasnya. Karena itu, ia mengharapkan agar warga yang masih merasa lebih beruntung dibanding warga lainnya, yakni rumah tidak rusak dan masih bisa mencukupi kebutuhan sendiri, agar mengalah kepada warga yang lebih membutuhkannya. Ia juga mengatakan pihaknya kewalahan dalam mendistribusikan bantuan, karena keterbatasan tenaga di lapangan. Meskipun banyak relawan membantu, tetapi untuk mendistribusikan bantuan ke-17 wilayah kecamatan, bukan pekerjaan ringan, karena banyak petugas atau aparat kantor kecamatan yang keluarganya menjadi korban bencana ini, sehingga mereka tidak optimal dalam tugasnya. "Sampai ke kecamatan, pendistribusian bantuan mungkin bisa lancar, tapi untuk sampai ke dusun setiap hari, tidak mudah dilakukan," kata bupati. Karena itu, ia berharap kepada pihak pemberi bantuan untuk menyalurkannya langsung ke warga masyarakat yang membutuhkan bantuan bahan pangan. ANTARA News sempat melihat tumpukan bantuan terutama bahan pangan di gudang Posko Satlak Penanggulangan Bencana di Bantul, dan menurut salah seorang petugas di gudang itu, sampai saat ini penyaluran bantuan belum lancar. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006