“Apa yang dilakukan di ruang digital benar-benar harus kita pikirkan, terutama sebelum mengunggah sesuatu ke media sosial," ujar Semuel dalam keterangannya yang diterima di Jakarta pada Rabu.
Selain itu, dengan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), para ASN juga diminta untuk bisa mengenali informasi palsu atau fake news.
"Kemudian teknologi AI, terutama mengenai risikonya seperti fake news, ASN Kominfo perlu membaca ini terutama agar memahami percakapan publik agar tidak salah dalam merespons isu yang ada,” kata Semuel.
Baca juga: Kemenkominfo beri literasi digital ASN Kemendibudristek
Kedua hal tersebut dia sampaikan dalam Acara Literasi Digital Sektor Pemerintahan kepada Pegawai ASN Kementerian Kominfo yang berlangsung secara hibrida dari ICE BSD, Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu.
Menurut Semuel, ASN harus memperhatikan dua hal tersebut agar tetap bekerja secara profesional dan dapat menjadi bagian dalam menciptakan ruang digital yang aman dan nyaman.
“Jangan memihak terutama saat membuat unggahan di ruang digital. Semoga ASN yang hadir dapat saling memberi masukan membangun agar kualitas aparatur pemerintah terus meningkat dan bisa melayani masyarakat secara maksimal,” kata dia.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemenkominfo Mira Tayyiba mendorong ASN di lingkungan Kemenkominfo untuk dapat menjaga ruang digital secara proaktif.
Dia mengatakan hal negatif yang ada di ruang digital harus dihadapi dengan baik. Sebagai pelayan publik, kata dia, ASN harus merespons ruang digital secara proaktif bukan hanya dengan bisa mengoperasikan komputer, tetapi juga harus memiliki kecakapan digital sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru.
Mira menekankan agar ASN Kemenkominfo selalu menjaga netralitas, termasuk di ruang digital. Sebagai pelayan publik, menurutnya ASN perlu menjaga profesionalitas dengan salah satu tolok ukur layanan dan kepuasan publik di ruang fisik dan ruang digital.
“Upaya peningkatan literasi digital selanjutnya adalah esensial dengan tujuan menciptakan ruang digital yang kondusif dan positif. Oleh karena itu perlu adanya kerja sama antar komponen bangsa. Kemenkominfo sebagai regulator, komunikator, akselerator terus mengupayakan literasi digital untuk meningkatkan kompetensi ASN,” kata dia.
Kegiatan yang diikuti 68 orang pejabat pimpinan tinggi madya dan pratama di lingkungan Kemenkominfo itu juga menghadirkan pembicara dari Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia Puadi, Guru Besar dan Peneliti Bidang Rekayasa Perangkat Lunak Fasilkom Universitas Indonesia Eko Kuswardono.
Selanjutnya, Inisiator Pemberdayaan Informatika Kabupaten Pemalang Andri Johandri, Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Haryatmoko, dan Dosen Universitas Bina Nusantara Bekasi, Cornelia Istiani.
Sebelumnya, dalam laporan kegiatan, Direktur Pemberdayaan Informatika Ditjen Aptika Kemenkominfo Boni Pudjianto menyatakan melalui ASN Makin Digital diharapkan dapat mendorong aparatur pemerintah menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam kehidupan digital.
Lebih dari itu, ASN Kemenkominfo juga dapat fokus mendukung transformasi digital dengan cara memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.
“Ada materi empat pilar literasi digital yang tentunya akan berujung pada upaya transformasi digital untuk aparatur negara dan juga akan mengarahkan bapak-ibu membentuk netralitas dalam menyambut tahun politik,” ujarnya.
Literasi digital sektor pemerintahan di lingkungan ASN Kemenkominfo ini merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian Program Indonesia Makin Cakap Digital. Program itu merupakan bagian dari peningkatan literasi digital untuk 50 juta warga Indonesia hingga tahun 2024.
Baca juga: Kemendikbud Ristek gandeng swasta kuatkan literasi digital santri
Baca juga: Kemenkominfo bagikan empat langkah mudahkan masyarakat hindari hoaks
Baca juga: Pegiat literasi dorong pemilih pemula cakap digital
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023