... kami fokus ke Kredit Pemilikan Rumah, sekarang mau berikan kredit konstruksi... "
Jakarta (ANTARA News) - "Bank Negara Indonesia akan fokus memberikan kredit konstruksi bagi pengembang perumahan dan apartemen," kata Direktur Consumer dan Retail BNI, Darmadi Susanto. BNI memiliki divisi usaha bergiat di kredit kepemilikan rumah dan properti, Griya BNI, yang cukup ternama.
"Selama ini kami fokus ke Kredit Pemilikan Rumah, sekarang mau berikan kredit konstruksi," kata Darmadi usai seminar Rapat Kerja Nasional REI, di Jakarta, Kamis. BNI memiliki kerja sama baik dengan REI Pusat dan selalu menjadi sponsor berbagai aktivitas asosiasi itu.
Menurut dia, kredit konstruksi itu sudah dicanangkan pada pertengahan tahun ini. Namun, proses itu akan berjalan dengan baik di lapangan jika bersinergi dengan semua pihak.
Ia mengatakan penyaluran kredit perumahan murah lewat skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada tahun ini masih rendah. Dari target Rp30 triliun, BNI baru menyalurkan kurang dari 10 persen.
Menurut dia tahun ini BNI menargetkan bisa memberikan pembiayaan FLPP untuk 31.000 unit rumah, namun realisasi penyaluran masih jauh dari target tersebut. "Target FLPP tahun depan harus lebih baik, harus lebih tinggi dari sekarang," ujar Darmadi.
Kredit properti kelompok bank pemerintah (persero) hingga Juli 2012 mencatat pertumbuhan tertinggi 54,71persen menjadi Rp157,79 triliun, menurut data Bank Indonesia. Pertumbuhan kredit properti yang tinggi didorong penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) yang pertumbuhannya lebih pesat dibanding kredit konstruksi dan real estate.
Data Statistik Ekonomi dan Keuangan Bank Indonesia menunjukkan, penyaluran kredit properti bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat mencapai Rp362,5 triliun hingga Juli 2012, meningkat 34,28 persen dibanding periode yang sama tahun lalu Rp269,96 triliun.
Secara industri, penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) mencatat pertumbuhan tertinggi 44,09 persen menjadi Rp227,46 triliun disusul kredit konstruksi 30,77 persen menjadi Rp91,49 triliun. Adapun kredit real estate naik 17,61 persen menjadi Rp49,55 triliun.
(I028/S004)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012