Jakarta (ANTARA) - Mengusung konsep yang menghubungkan musik
tradisional Indonesia dengan musik klasik Eropa, duet musisi cello-piano asal Belanda yang tergabung dalam Duo Saraswati merangkul perbedaan budaya melalui musik lewat tur ke sejumlah kota di Indonesia bulan April ini.
Mengedepankan repertoar yang unik, Duo Saraswati dinahkodai dua bersaudara Jan van der Plas (cello) dan Kris van der Plas (piano).
Mereka selalu berusaha menemukan keterkaitan antara musik Eropa dan Indonesia dalam repertoar, semisal dengan membawakan lagu-lagu komposer Indonesia Mochtar Embut dan sonata Francis Poulenc.
Baca juga: Band etnik instrumental KunoKini luncurkan single "HeyBeb!"
"Latar belakang Indonesia kami sangat mempengaruhi musik kami dan ini terlihat jelas dalam program kami di mana kami menciptakan keterkaitan antara Indonesia dan Belanda," kata Kris dalam keterangan tertulis, Rabu.
Kris mengungkapkan Duo Saraswati berharap dapat menghubungkan orang-orang dengan menunjukkan kepada mereka perbedaan dan persamaan yang mereka miliki.
"Berharap bisa menginspirasi semua orang dengan penampilan kami,” kata Kris.
Sosok Kris van der Plas saat ini menempuh studi di Konservatorium Amsterdam di bawah bimbingan Frank Peters. Kris meraih juara pertama dalam final regional Princes Christina Concours pada tahun 2020.
Ia dikenal atas fleksibilitas dan pengetahuannya yang luas tentang repertoar klasik.
Sedangkan sang kakak Jan van der Plas adalah musisi tamu di orkestra dawai yang terkenal Amsterdam Sinfonietta. Selama studi ia kerap membawakan berbagai karya kontemporer.
Jan menempuh studi di Konservatorium Amsterdam di bawah bimbingan Gideon den Herder dan Jelena Očić dan lulus pada tahun 2021.
Duo Saraswati dijadwalkan tampil di Medan (5 April), Surabaya (8 April), dan Jakarta (12 April) dalam rangkaian tur yang diselenggarakan oleh Erasmus Huis.
Direktur Erasmus Huis Yolande Melsert mengungkapkan kebanggaan dapat menghadirkan dua musisi muda Belanda yang paling berbakat tersebut kepada penonton Indonesia.
"Memadukan suara asli Indonesia dan Eropa, konser ini akan menjadi konser yang sangat istimewa. Konser ini benar-benar akan menjadi pengalaman yang ‘campur’ dalam segala hal. Memiliki ayah Belanda dan ibu Indonesia membuat mereka semakin istimewa," katanya.
Baca juga: DKJ ingin beri ruang lebih luas untuk pemusik tradisional
Baca juga: Mengapresiasi musisi tradisi di International Ethnic Music Festival
Baca juga: Group musik Keubitbit asal Aceh masuk nominasi AMI Awards 2020
Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023