Jakarta (ANTARA) - Perusahaan Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia yang bergerak di bidang usaha penyediaan jasa dan produk layanan kesehatan terintegrasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mencatat kenaikan kas Rp2,15 triliun.
"KAEF telah membukukan cashflow positif di tahun 2022. Pada akhir Desember 2022, tercatat nilai kas dan setara kas naik menjadi Rp2,15 triliun dari tahun 2021 senilai Rp748 miliar," kata David Utama, Direktur Utama KAEF dalam keterangannya pada Rabu.
Hal tersebut didukung dengan diperolehnya dana dari aksi korporasi unlock value anak usaha yang dimiliki KAEF, yaitu PT Kimia Farma Apotek (KFA).
Baca juga: Rebranding Kimia Farma Laboratorium & Klinik dukung tingkatkan layanan
Menyusul aksi korporasi unlock value KFA menghasilkan dana sebesar Rp1,86 triliun disertai dengan pembebanan pajak sebesar Rp76 miliar.
Selain itu, di tahun 2022 entitas anak KAEF yaitu KF Dawaa di Saudi Arabia membukukan kerugian sebesar Rp24 miliar akibat tidak adanya kegiatan ibadah haji dan umroh selama pandemi.
Dengan adanya aksi korporasi dan kondisi entitas anak tersebut, memberikan pengaruh terhadap pencatatan kerugian sebesar Rp109 miliar.
Di samping itu, KAEF mengupayakan penurunan beban keuangan sebesar 14,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini ditopang dengan dukungan perbankan melalui penurunan suku bunga dan kredit investasi serta refinancing.
"Kepercayaan investor menjadi bukti adanya prospek positif bagi KAEF dan industri kesehatan di Indonesia," kata David.
KAEF optimistis pada tahun 2023 kinerja dapat tetap tumbuh dan memberikan kontribusi laba positif serta Cash Flow Operation yang tetap terjaga positif hingga akhir tahun 2023.
"KAEF terus berkomitmen mendukung Pemerintah dalam peningkatan kesehatan masyarakat," kata David menambahkan.
KAEF turut berpartisipasi menyelenggarakan program vaksinasi COVID-19, penyediaan dan penyaluran obat antiviral untuk COVID-19 di seluruh wilayah Indonesia.
Di tengah kondisi ini, KAEF senantiasa melakukan upaya efisiensi dalam mendukung keberlangsungan bisnisnya. Sepanjang tahun 2022, KAEF telah menurunkan beban usaha sebesar 5,41 persen atau Rp189 miliar dibandingkan tahun 2021.
"Efisiensi beban usaha dilakukan melalui optimalisasi biaya distribusi untuk seluruh produk."
KAEF melihat bahwa prospek industri farmasi dan layanan kesehatan pada tahun 2023 masih mengalami pertumbuhan, mengingat kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang menjadi perhatian seluruh pihak.
Di awal tahun 2023, KAEF telah melakukan beberapa strategi untuk meningkatkan kinerja antara lain aktivitas marketing yang masif dan penetrasi pasar. Selain itu, Kimia Farma juga telah melakukan Non Deal Roadshow (NDR) dengan para investor untuk mendapatkan bisnis baru yang akan dikembangkan di tahun ini.
KAEF terus melakukan pembenahan di sektor layanan kesehatan dan ritel farmasi untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan kesehatan kepada masyarakat, salah satunya dengan adanya aliansi strategis dengan mitra strategis yang memiliki jaringan global, yaitu Parkway Pantai Group, yang memiliki kompetensi di Klinik dan Laboratorium Klinik.
Untuk mempermudah memperoleh akses produk dan layanan kesehatan, KAEF juga telah memiliki suatu aplikasi yaitu Kimia Farma Mobile (KF Mobile) yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat yang di dalamnya terdapat layanan penjualan produk secara online dan layanan kesehatan.
Baca juga: Kimia Farma adakan pesantren Ramadhan libatkan 100 pesantren
Baca juga: Kimia Farma tingkatkan daya saing UMKM dengan pendekatan manajerial
Baca juga: Kimia Farma dorong petani kembangkan potensi tanaman tempuyung
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023