Jakarta (ANTARA) - Tim mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya sedang mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi penyakit dan membantu kerja para ahli di sektor kesehatan.

Ketua Program Studi S1 Computer Systems Engineering Universitas Prasetiya Mulya Agung Alfiansyah mengatakan sektor medis saat ini merupakan sektor yang memanfaatkan teknologi AI untuk mendorong efisiensi dan peningkatan kualitas kerja.

"Misalnya saja, penggunaan AI untuk membantu dokter mendeteksi suatu penyakit," kata Agung dalam pernyataan di Jakarta, Rabu.

Oleh karena itu, tim mengembangkan sistem AI yang dapat membantu dokter mendeteksi penyakit pneumonia atau radang paru-paru bekerja sama dengan APNIC Foundation, lembaga internasional yang salah satu bidangnya adalah menaungi keamanan internet di Asia Pasifik.

"Sistem yang masih dalam tahap purwarupa ini, dikembangkan tim Prasetiya Mulya bersama mitra penelitian dari INSA Centre Val de Loire di Prancis. Dalam sistem ini, kami memanfaatkan data-data yang dimiliki dokter," kata Agung.

Baca juga: Alphabet Incubator kembangkan produk deteksi kesehatan andalkan AI

Untuk mendukung perlindungan data pasien yang dimanfaatkan untuk sistem tersebut, tim juga tengah mengembangkan sistem pembelajaran mesin yang dapat menjamin agar data yang digunakan dapat menjaga privasi dan anonimitas informasi pribadi pasien.

"Kami merancang sistem yang dapat memilah dan mengelola repository data medis agar informasi individual pasien yang bersifat privat tidak bisa diidentifikasi kembali siapa orangnya secara spesifik. Dengan sistem ini, kolaborasi dan pertukaran data antar rumah sakit bisa dilakukan dengan aman dan menjaga privasi pasien," ujar Agung.

Pemanfaatan sistem AI pendeteksi penyakit itu dilakukan melalui kerja sama dengan beberapa rumah sakit di Jawa Tengah dan Yogyakarta untuk membantu dokter dalam mendeteksi objek samar penyebab penyakit.

"Teknologi ini dirancang agar diagnosa pneumonia atau kanker bisa lebih cepat, akurat, dan murah sehingga membantu pengambilan keputusan para dokter menegakkan diagnosis pasien. Selain itu, di lapangan beberapa dokter pemula juga merasa terbantu dengan adanya sistem ini, karena sering kali sistem berbasis AI mampu mendeteksi objek samar," ujar Agung.

Tidak hanya untuk bidang medis, tim pengembang AI Program Studi Computer Systems Engineering Prasetiya Mulya kini tengah meneliti kemungkinan penggunaan AI untuk mendeteksi kejahatan finansial.

Pengembangan sistem deteksi itu sedang dilakukan agar lembaga keuangan seperti bank dapat saling berbagi data dengan tetap menjamin keamanan informasi tetap terproteksi dengan baik.

"Sistem ini diharapkan bisa digunakan untuk mendeteksi kasus penipuan, fraud, sampai kejahatan pencucian uang," kata Agung.

Baca juga: Peneliti: AI kuatkan terciptanya Puskesmas cerdas di masa depan

Baca juga: Layanan kesehatan perlu manfaatkan teknologi AI dan "machine learning"

Baca juga: ILUNI UI dukung RSUI berikan layanan kesehatan berbasis AI

Pewarta: Satyagraha
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023