PBB, New York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, mengadakan pembicaraan telepon dengan Ahmet Uzumcu, pemimpin Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), Kamis, tentang senjata kimia Suriah.
Kedua pejabat itu juga membahas laporan baru-baru ini tentang rencana kemungkinan penggunaan senjata tersebut, kata juru bicara PBB Martin Nesirky di Markas PBB, New York.
Nesirky mengatakan pemimpin PBB tersebut telah mengirim surat lagi kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad pada Selasa (4/12).
Ban mendesak Bashar agar menahan diri dari penggunaan senjata semacam kimia dalam kondisi apa pun dan menggaris-bawahi tanggung jawab mendasar pemerintah Suriah guna memastikan keselamatan dan keamanan simpanan senjata tersebut.
Menurut Nesirky, Ban telah menyampaikan keprihatinannya kepada Bashar mengenai masalah itu beberapa bulan lalu, demikian laporan Xinhua.
Pemimpin PBB tersebut kembali menyatakan penggunaan senjata semacam itu akan menjadi "kejahatan memalukan dengan konsekuensi besar".
Suriah adalah satu dari delapan negara yang belum bergabung dengan Konvensi Senjata Kimi, yang saat ini memiliki 188 pihak negara. Negara lain adalah Angola, Republik Demokratik Kongo, Republik Rakyat Demokratik Korea, Mesir, Israel, Myanmar, Somalia dan Sudan Selatan.
Pada 27 November, Ban dan Uzumcu menyeru Suriah dan tujuh negara lain agar bergabung dalam Konvensi Senjata Kimia "tanpa menunda-nunda".
Pemerintah Suriah telah mengatakan negara itu takkan menggunakan senjatanya terhadap "rakyatnya sendiri".
(C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2012