Intinya masyarakat kita ini, utamanya yang berprofesi petani dan berada di daerah 3T, itu masih tradisional
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan organisasi Penyiar Radio Seluruh Indonesia (Persiari) ingin menjadi mitra strategis dalam menyebarluaskan kerja-kerja pemerintah kepada masyarakat.
“Persiari memang perlu memposisikan diri sebagai mitra strategis pemerintah, karena Persiari harus menjadi jembatan antara anggota dan pemerintah, antara anggota dan masyarakat serta lembaga-lembaga lain,” kata Moeldoko saat menemui perwakilan (Persiari) di Jakarta, Rabu, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis KSP.
Moeldoko mengatakan kolaborasi dengan Persiari menjadi penting karena pemerintah tidak bisa bekerja sendiri.
“Pemerintah perlu mitra di berbagai bidang sehingga pengelolaan isu strategis bisa dilakukan bersama-sama,” kata dia.
Sementara itu, Persiari menyampaikan 10 aspirasi kepada pemerintah melalui KSP, di mana salah satu aspirasi tersebut terkait dengan pemberian bantuan radio gratis bagi masyarakat khususnya di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
Baca juga: KSP: Elektrifikasi di daerah 3T untuk wujudkan Indonesia sentris
“Intinya masyarakat kita ini, utamanya yang berprofesi petani dan berada di daerah 3T, itu masih tradisional. Saya berharap, misalnya di sela-sela pemutaran lagu, masyarakat juga diberikan edukasi bertani, atau penggunaan pupuk, dan lain-lain melalui siaran radio. Dan ya, Masyarakat perlu diberi radio gratis,” kata Moeldoko yang didapuk sebagai Ketua Dewan Pembina Persiari.
Moeldoko juga menyatakan siap memperjuangkan keberlanjutan dan standar kesejahteraan untuk profesi penyiar radio melalui revisi Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 tahun 2002 yang dinilai sudah tertinggal.
Dia menyebutkan bahwa standar kesejahteraan yang diperjuangkan tidak hanya terbatas bagi penyiar radio publik dan swasta, namun juga bagi para penyiar radio komunitas di daerah.
Dalam kesempatan itu, Anggota Dewan Pembina Persiari Agung Suprio mengusulkan agar pemerintah menjadikan tanggal 1 April sebagai Hari Penyiaran Nasional.
Hal itu, kata Agung, karena tanggal 1 April 1933 merupakan hari dimana Mangkunegara VII memprakarsai berdirinya radio berbahasa Indonesia pertama di kota Solo, Jawa Tengah, yang memancarkan informasi perjuangan dan program kebudayaan hingga ke Belanda.
Oleh karena itu, Persiari menyampaikan keinginan kepada Presiden Jokowi melalui KSP, agar Mangkunegara VII dijadikan sebagai Bapak Penyiaran Nasional.
Hal tersebut direspon oleh Moeldoko yang mengatakan akan mempelajari persoalan ini lebih dalam di internal KSP.
Baca juga: KSP minta komunitas pemuda sebarkan isu-isu penting soal IKN
Baca juga: Moeldoko minta perguruan tinggi lakukan riset pangan dan energi
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2023