Haiti (ANTARA) - Kelompok hak asasi manusia Haiti, CARDH, mencatat bahwa setidaknya terjadi 389 penculikan dalam triwulan pertama 2023. Angka tersebut naik tiga kali lipat dibandingkan triwulan akhir 2022, sebagai imbas aksi geng-geng untuk mengatasi kerugian akibat sanksi internasional.

Terdapat 127 penculikan di kuartal terakhir 2022, dan angka penculikan di kuartal pertama 2023 mencapai lebih dari tiga kali lipat angka tersebut. CARDH mencatat bahwa terjadi kenaikan 72 persen dibandingkan periode yang sama setahun yang lalu.

Kelompok HAM berbasis Port au Prince tersebut melaporkan bahwa kenaikan drastis tersebut bisa jadi karena geng-geng terkait berusaha untuk menutupi kerugian akibat sanksi internasional yang dijatuhkan akhir tahun lalu.

Negara-negara seperti Amerika Serikat dan Kanada sudah menghukum beberapa politisi dan pengusaha terkenal yang diyakini membantu pembiayaan dan persenjataan geng-geng yang merajalela di Haiti.

CARDH juga mengatakan bahwa maraknya penculikan di negara itu bisa juga disebabkan oleh aliansi antargeng sebagai bagian dari upaya perluasan teritori mereka.

Kelompok HAM tersebut juga menyebutkan bahwa akan ada berbagai prospek pemilihan serta kemunculan kelompok-kelompok pertahanan sipil, sebagai pengganti polisi, yang akan melindungi warga dari geng-geng tersebut dan membalas perbuatan mereka.

"Geng-geng itu menggunakan kekerasan ekstrim (segala jenis penyiksaan) untuk memaksa orang tua dan keluarga-keluarga untuk menyerahkan uang dollar yang mereka tidak punya," kata mereka. Kekerasan tersebut antara lain pembakaran, pemerkosaan, dan gantung.

Secara sistematis, kerabat-kerabatnya juga diperas berkali-kali, tambahnya.

Dari 389 penculikan tersebut, 29 yang diculik berasal dari luar negeri, tambahnya. Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka sudah mengontak otoritas Haiti terkait penculikan pasangan dari Florida pada 18 Maret. Pasangan tersebut pergi ke Haiti untuk menjenguk keluarganya.

CARDH mencatat ada 857 penculikan pada tahun 2022. Angka tersebut turun dari yang sebelumnya 1.009 pada tahun 2021, tahun di mana Presiden Jovenel Moise dibunuh. Kekosongan dalam kursi pemerintahan mengakibatkan banyaknya geng memperluas teritorinya.

Sumber: Reuters
Baca juga: Penyandang dana pembunuhan Presiden Haiti mengaku bersalah
Baca juga: Kekerasan geng terus berlanjut, MSF tutup sementara RS di Haiti
Baca juga: OAS bertekad bantu Haiti atasi kekerasan geng kriminal

Penerjemah: Mecca Yumna
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023