Jakarta (ANTARA News) - Setelah meninjau berbagai kerusakan di situs bersejarah Candi Prambanan, Presiden Yudhoyono melanjutkan kunjungannya ke lokasi pengungsian korban bencana gempa di Kecamatan Janti Warno, Klaten, Selasa. Di kecamatan itu, tercatat jumlah warga sekitar 41 ribu dan 311 orang di antaranya menjadi korban tewas serta 1.832 orang mengalami luka berat. Bangunan penduduk yang rusak total/rata dengan tanah berjumlah 10.516 buah serta lebih dari 1.200 rumah rusak berat. Selain itu, sebanyak 46 bangunan kantor roboh, termasuk Kantor Kecamatan, Polsek dan Sekolah Dasar (SD). Ketika menemui para pengungsi di sana, Presiden Yudhoyono mendapat laporan bahwa salah satu kendala utama penanganan pengungsi adalah keterbatasan tenda-tenda untuk mereka. Untuk itu, Presiden menjanjikan bahwa hari ini pemerintah akan mengirim 20 tenda ke kecamatan itu, yang masing-masing tenda dapat menampung sebanyak 25 orang. Presiden berharap tenda-tenda itu sudah bisa digunakan hari ini juga. Menurut Presiden, tenda yang akan didatangkan itu berasal dari berbagai daerah, termasuk dari Medan, yang dulunya disediakan bagi pengungsi bencana tsunami di Aceh dan Nias dan berasal dari bantuan luar negeri tapi belum dipergunakan. "Bantuan dari dalam dan luar negeri itu saya minta sampai ke sasaran dan jangan belok ke sana sini," katanya. Mengenai prioritas kerja, Presiden menekankan agar prioritas saat ini tetap pada perawatan dan pengobatan bagi warga yang terluka dan memastikan bantuan logistik, terutama makanan, pakaian serta peralatan medis mengalir dan sampai ke sasaran. Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan bahwa Panglima TNI telah menyediakan lima helikopter untuk dikerahkan selama masa tanggap darurat pasca-bencana. Presiden mempersilahkan helikopter-helikopter itu untuk digunakan sebagai alat transportasi pengangkut logistik ke daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau kendaraan darat. Kepada pengungsi, Presiden menegaskan bahwa pemerintah akan membangun kembali rumah-rumah penduduk serta bangunan kantor maupun sekolah yang rubuh. Namun ia meminta sambil menunggu pembangunan itu dilakukan, proses belajar mengajar harus tetap dilakukan walau dalam kondisi darurat di tenda pengungsian. Di Kecamatan itu, tampak hadir pula Dubes Swedia dan Norwegia yang menyerahkan bantuan kemanusiaan. Saat peninjauan itu, Presiden sempat pula menghampiri Posko Gotong Royong Peduli Bencana yang didirikan oleh PDIP kota Solo. (*)
Copyright © ANTARA 2006