Sebanyak 18 anggota tim itu telah memberitahu kami bahwa negara mereka tidak aman bagi mereka jika mereka pulang dan mereka ingin meminta suaka politik,"
Kampala (ANTARA News) - Tim nasional sepak bola Eriteria yang "menghilang", meminta suaka di Uganda ketimbang harus pulang ke negaranya itu, demikian pernyataan resmi dari para pejabat, Rabu (5/12).
"Sebanyak 18 anggota tim itu telah memberitahu kami bahwa negara mereka tidak aman bagi mereka jika mereka pulang dan mereka ingin meminta suaka politik," kata menteri muda urusan pengungsi Uganda Musa Ecweru kepada AFP.
"Mereka berada di bawah pengawasan pemerintahan Uganda dan PBB, dan kami juga memberi mereka perlindungan," tambahnya.
Polisi Uganda memperingatkan pada Senin (3/12) saat tim tidak hadir setelah kalah dari Rwanda 0-2 di kejuaraan regional, demikian penjelasan dari Asosiasi Sepak Bola Afrika Timur dan Tengah (CECAFA).
"Kami telah mengintruksikan polisi untuk membatalkan mencari mereka karena para pemain merasa aman di Uganda. Mereka mengatakan ingin mendapat perlindungan," kata Ecweru.
Ia menambahkan jika pemain memenuhi persyaratan, mereka akan diberi status sebagai pengungsi.
Menurut PBB, ribuan orang meninggalkan negara "Laut Merah" - julukan Eriteria - setiap bulan. Mereka lari dari wajib militer serta pemerintah akan memenjarakan para kritikus dan mempekerjakan mereka di padang pasir. Kebebasan pers di Eriteria merupakan yang terburuk di dunia.
Di tahun 2007, enam pemain nasional mencari suaka di Angola setelah ada pertandingan di sana. Sementara pada tahun 2009, 12 pemain nasional Eriteria mencari suaka setelah pertandingan di Kenya.
Tahun lalu, 13 anggota klub sepak bola Eritrea mencari suaka di Tanzania. Para pejabat Eritrea bungkam atas kritikan kepada mereka.
(A016)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2012