Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyiapkan tiga program untuk pengembangan ekosistem riset dan inovasi kelautan di Indonesia.
"Kami telah menetapkan tiga program utama. Secara umum, ketiga program utama itu untuk memperbaiki situasi dan ekosistem terkait dengan inovasi penelitian di Indonesia," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam pertemuan Komisi Oseanografi Antarpemerintah untuk Pasifik Barat (IOC-Westpac) di Jakarta, Selasa.
Program pertama adalah membangun kembali fasilitas dan laboratorium riset termasuk melakukan sejumlah revitalisasi, salah satunya Laboratorium Terpadu Riset Oseanografi (Laterio) di Ancol, Jakarta Utara.
Handoko berharap BRIN memiliki dua fasilitas riset baru pada penghujung tahun 2024.
Program kedua adalah merilis program mobilitas peneliti. BRIN memiliki delapan skema mulai dari asisten penelitian untuk mahasiswa perguruan tinggi, postdoctoral, dan juga beasiswa kunjungan yang terbuka bagi siapa saja terlepas dari apapun kewarganegaraan mereka.
Program itu terbuka bagi periset dari semua negara, termasuk negara-negara anggota IOC Westpac.
Program ketiga adalah meluncurkan sembilan skema pendanaan, salah satunya skema Hari Layar yang memungkinkan para periset untuk melakukan riset kelautan menggunakan fasilitas riset BRIN.
Selain itu terdapat pula pendanaan hibah riset untuk uji klinis yang dapat digunakan berbagai kegiatan, semisal pengembangan obat-obatan baru dengan menggunakan keanekaragaman hayati yang terkandung di laut.
BRIN juga mendukung pendanaan pelaksanaan ekspedisi dan eksplorasi, baik itu maritim maupun terestrial.
BRIN juga membuka kesempatan bagi negara tetangga maupun mitra global untuk mengembangkan pusat kerja sama penelitian berkolaborasi dengan universitas lokal yang dapat menjadi platform baru secara mendalam.
Komisi Oseanografi Antarpemerintah untuk Pasifik Barat merupakan wadah kerja sama riset, teknologi, dan kebijakan di bidang ilmu kelautan untuk negara-negara Pasifik Barat yang mempromosikan kerja sama internasional dan mengoordinasikan program penelitian bidang kelautan, pengamatan laut, dan peningkatan kapasitas.
Forum IOC didirikan pada tahun 1989 untuk mempromosikan kerja sama internasional dan mengkoordinasikan program dalam penelitian kelautan dan pengamatan laut.
Sekretaris Eksekutif Komisi Oseanografi Antarpemerintah (IOC) Vladimir Ryabini mengatakan gagasan perencanaan laut berkelanjutan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan muncul sebagai hasil atau dari musyawarah komunitas ilmiah yang disatukan oleh panel tingkat tinggi untuk ekonomi laut berkelanjutan dimana Indonesia adalah salah satu anggotanya.
Jadi, idenya adalah pengolahan laut secara berkelanjutan atas dasar kerja melawan polusi untuk mengatasi perubahan iklim dan memasukkan masalah laut ke dalam perhitungan nasional serta lebih fokus pada ekonomi laut yang berkelanjutan.
"Ini sebenarnya adalah perubahan berpikir yang sangat besar. Dan kita lihat sekarang bahwa dalam pertemuan-pertemuan PBB laut menjadi semakin penting bagi masa depan umat manusia," kata Vladimir.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Maswandi
Copyright © ANTARA 2023