Dolar Australia tergelincir di perdagangan Asia pada Selasa sore....

Singapura (ANTARA) - Dolar Australia tergelincir di perdagangan Asia pada Selasa sore, setelah bank sentral mempertahankan suku bunganya stabil, sementara greenback mendapatkan kembali beberapa penurunannya ketika data menunjukkan penurunan aktivitas manufaktur AS.

Dalam keputusan kebijakan moneter yang diawasi ketat, Bank Sentral Australia (RBA) pada Selasa mempertahankan suku bunga tidak berubah di 3,6 persen, menghentikan 10 kenaikan beruntun karena pembuat kebijakan mengatakan waktu tambahan diperlukan untuk "menilai dampak kenaikan suku bunga hingga saat ini dan prospek ekonomi".

Aussie melemah 0,4 persen setelah keputusan tersebut, dan terakhir diperdagangkan 0,3 persen lebih rendah di 0,6766 dolar AS.

"(RBA) tampaknya puas bahwa inflasi telah mencapai puncaknya dan memilih untuk tidak menarik pemicu kenaikan menjelang laporan inflasi triwulanan dalam beberapa minggu," kata Matt Simpson, analis pasar senior di City Index.

"Kecuali jika RBA disajikan dengan kejutan kenaikan inflasi kuartalan, saya pikir RBA akan dengan senang hati duduk di 3,6 persen untuk dua sampai tiga bulan ke depan," kata dia lagi.

Di pasar yang lebih luas, dolar AS merebut kembali beberapa kerugian selama sesi perdagangan Asia setelah jatuh pada Senin (3/4), yang didorong oleh data yang menunjukkan perlambatan ekonomi AS lebih lanjut.

Survei Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan pada Senin (3/4) bahwa aktivitas manufaktur turun ke level terendah hampir tiga tahun pada Maret karena pesanan baru terus berkontraksi, dengan semua sub-komponen PMI manufakturnya di bawah ambang batas 50 untuk pertama kalinya sejak 2009.

Kondisi itu mengirim greenback secara luas lebih rendah, mengikuti penurunan imbal hasil obligasi Pemerintah AS, karena investor memangkas ekspektasi tentang berapa lama lagi suku bunga perlu tetap berada di wilayah restriktif untuk menjinakkan inflasi.

Pound Inggris dan dolar Selandia Baru mencapai tertinggi multi-minggu di awal perdagangan Asia pada Selasa, meskipun kemudian mundur.

Sterling terakhir 0,05 persen lebih rendah di 1,2410 dolar AS, setelah menyentuh level tertinggi sejak akhir Januari di awal sesi, di 1,2425 dolar.

Kiwi naik 0,2 persen menjadi 0,6310 dolar AS, tertinggi sejak pertengahan Februari, dan terakhir bertahan di 0,6301 dolar AS.

Terhadap sekeranjang mata uang, indeks dolar AS naik 0,17 persen menjadi 102,20, membalikkan beberapa penurunan lebih dari 0,5 persen sehari sebelumnya.

"Laporan manufaktur ISM untuk Maret tidak berguna," kata ekonom di Wells Fargo. "Hal terdekat yang kami dapatkan dari kabar baik dalam (laporan) adalah bahwa pelambatan di sektor pabrik mendorong harga lebih rendah dan rantai pasokan terus pulih, diuntungkan dari pelonggaran," katanya pula.

"Di luar itu, tema lainnya adalah tema yang sering mendahului resesi ekonomi."

Euro turun 0,11 persen menjadi 1,0891 dolar AS, setelah naik 0,56 persen pada Senin (3/4). Terhadap yen Jepang, dolar naik 0,29 persen menjadi 132,84.

Perkiraan pasar berjangka menunjukkan pasar mengharapkan Federal Reserve untuk mulai memangkas suku bunga pada awal September hingga akhir tahun, dengan suku bunga diperkirakan tepat di atas 4,3 persen pada Desember.

Imbal hasil obligasi pemerintah dua tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, terakhir di 3,9738 persen, setelah turun hampir 10 basis poin pada Senin (3/4).

Data ekonomi AS yang lesu membayangi kekhawatiran inflasi baru setelah kelompok OPEC+ mengguncang pasar dengan rencana memangkas lebih banyak produksi, yang membuat harga minyak melonjak 6,0 persen pada Senin (3/4).

"Selain dampak biaya langsung dari lonjakan harga minyak sebesar 6-7 persen, tantangan ekonomi juga ditimbulkan oleh prospek inflasi yang lebih ketat yang memperpanjang siklus pengetatan global (dan) mengintensifkan trade-off kebijakan," kata Vishnu Varathan, Kepala Ekonomi dan Strategi di Mizuho Bank.
Baca juga: Dolar bergerak di kisaran ketat jelang kesaksian Powell, Aussie jatuh
Baca juga: Dolar jatuh di awal sesi Asia karena data AS lesu, Aussie stabil

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023