Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah pada Rabu sore terdepresiasi ke posisi Rp9.600 per dolar AS merespon defisit neraca perdagangan Indonesia.
Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Rabu sore bergerak melemah nilainya sebesar 12 poin menjadi Rp9.600 dibanding sebelumnya di posisi Rp9.588 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS merespon defisit neraca perdagangan Indonesia," kata analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Rabu.
Ia mengemukakan, realisasi defisit anggaran per 14 November 2012 tercatat Rp51,559 triliun dari pagu Rp190,1 triliun, jauh dibawah 2,23 persen dari produk domestik bruto (PDB) sebagaimana yang diharapkan.
Ia mengatakan, anggaran pemerintah belum maksimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Hingga 14 November lalu, Kementrian Keuangan mencatat realisasi anggaran masih dibawah target.
Analis trust Securities Reza Priyambada menambahkan, pergerakan nilai tukar rupiah masih dibayangi oleh penanganan "fiscal cliff" AS.
"Fokus pasar kembali pada masalah `fiscal cliff` karena kian dekatnya tenggat waktu jelang akhir tahun 2012, kondisi itu membuat investor uang mencari aset `safe haven`," kata dia.
Ia mengatakan, penurunan data-data ekonomi Australia yang diikuti dengan langkah Bank Sentral Australia (RBA) memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi tiga persen berimbas pada pelemahan mata uang Asia terhadap dolar AS termasuk nilai tukar rupiah.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada, Rabu (5/12) tercatat mata uang rupiah tidak bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp9.605 per dolar AS.
(ANT)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012