"Sekarang memang ada empat poros yang muncul, namun pada Pemilu 2024 nanti sepertinya akan ada dua poros saja. Dan langkah zig-zag Partai Golkar belakangan mencari bentuk yang paling tepat untuk ikut poros yang mana,"Bengkulu (ANTARA) - Pakar politik sekaligus akademisi Universitas Bengkulu Dr Panji Suminar menilai langkah aktif Partai Golkar berkomunikasi dengan elit dan partai politik guna mengantisipasi Pemilu 2024 hanya memiliki dua poros pasang calon presiden.
"Sekarang memang ada empat poros yang muncul, namun pada Pemilu 2024 nanti sepertinya akan ada dua poros saja. Dan langkah zig-zag Partai Golkar belakangan mencari bentuk yang paling tepat untuk ikut poros yang mana," kata Panji Suminar di Bengkulu, Senin.
Saat ini, kata dia, memang ada empat poros yang dapat mencalonkan presiden di Pemilu 2024 karena mencukupi ambang batas pencalonan presiden. Pertama PDIP yang bahkan tanpa berkoalisi mampu mencalonkan sendiri pasangan capres.
Kemudian, Koalisi Indonesia Raya yang berisikan Partai Gerindra dan PKB. Poros selanjutnya Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri dari Golkar, PAN dan PPP, dan terakhir KPP yang dibentuk Partai Demokrat, NasDem dan PKS.
"Tapi sepertinya PDIP saya rasa tidak akan sendirian saja maju menyongsong pilpres, mereka akan merangkul kekuatan lain seperti kekuatan Islam moderat, seperti komposisi Jokowi-Ma'ruf, kekuatan Islam moderat bisa direpresentasikan dari partai-partai Islam, atau PDIP membangun koalisi dengan Gerindra yang memiliki elektabilitas bagus," kata dia.
Kemudian, KPP menurut Panji bisa dikatakan hampir pasti mencalonkan Anies Baswedan sebagai calon presiden, dan sekarang tinggal menunggu lobi-lobi tiga parpol tersebut siapa sosok pendamping Anies.
"Nah KIB sejak awal saya sudah tidak yakin dapat mencalonkan presiden karena mereka tidak ada lokomotifnya, tidak ada magnetnya. Sementara politik di Indonesia itu lebih ke sosok, figur sebagai magnet baik magnet pemilih maupun untuk menarik parpol lain, di Indonesia bukan parpol yang menentukan siapa calon tapi lebih ke sosok," kata dia.
Oleh karena itu, menurut Panji berpendapat akan ada dua poros, poros calon yang diusung PDIP dan poros yang mengusung Anies Baswedan di pilpres.
"Potensinya dua poros, yakni poros KPP dan poros Gerindra-PDIP kalau terbentuk, menurut saya lebih realistis dua poros itu. Dan Golkar sepertinya (belakangan aktif berkomunikasi politik) mengantisipasi pemilu dua poros ini, mau berlabuh kemana mereka," ujarnya.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023