Angkutan udara dan beras memiliki andil terbesar terhadap inflasi pada bulan Maret, masing-masing sebesar 0,45 persen dan 0,17 persen.

Kupang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat tarif angkutan udara dan harga beras yang mengalami kenaikan menjadi penyumbang utama inflasi Maret 2023 di NTT sebesar 1,26 persen secara month-to-month (mtm).

"Angkutan udara dan beras memiliki andil terbesar terhadap inflasi pada bulan Maret, masing-masing sebesar 0,45 persen dan 0,17 persen," kata Kepala BPS Provinsi NTT Matamira B Kale di Kupang, Senin.

Ia menjelaskan kenaikan harga tiket angkutan udara berangsur naik dalam beberapa waktu terakhir dikarenakan momentum Hari Raya Nyepi dan menjelang Idul Fitri.

Baca juga: BPS: Kenaikan harga komoditas perlu diwaspadai menjelang Idul Fitri

Harga tiket pesawat, kata dia, tercatat naik hingga 32,57 persen dibandingkan dengan Maret 2022 yang naik 12,51 persen.

Sementara itu, beras pada Maret 2023 mengalami kenaikan harga hingga 8,08 persen dibandingkan dengan Maret 2022.

Pasokan beras, kata dia, mengalami kekurangan di masyarakat akibat belum memasuki massa panen besar di tingkat petani.

"Biasanya untuk massa panen besar di NTT itu akan berlangsung di bulan April dan bulan Mei," katanya.

Baca juga: BPS catat inflasi tahunan Maret capai 4,97 persen

Matamira berharap saat memasuki massa panen besar, membuat pasokan beras untuk masyarakat bisa lebih memadai sehingga bisa menekan kenaikan harga.

Ia menyebutkan selain dua hal utama tersebut, beberapa komoditas juga menyumbang inflasi seperti kontrak rumah, komoditas pangan seperti kangkung, daging babi, sawi hijau, tomat, cabai merah.

Di sisi lain, kata dia, sejumlah komoditas juga mengalami penurunan harga atau deflasi sehingga menghambat inflasi seperti telur ayam ras, daging ayam ras, cabai rawit, ikan tongkol, wortel, dan lainnya.

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023