Surabaya (ANTARA News) - Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) Muhammad Yusuf Asy`ari mengatakan, berdasarkan catatan sementara, gempa bumi di Yogyakarta Sabtu pagi lalu telah menghancurkan sekitar 13 ribu rumah. "Kami akan membangun kembali rumah-rumah yang hancur dan rusak itu, namun belum tahu jumlah persisnya, karena kejadiannya baru dua hari," ujarnya usai membuka Rapat Kerja Daerah ke I dan Loka Karya Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman (Apersi) di Surabaya, Senin. Menurut Yusuf, pihaknya saat ini baru pada tahap pendataan, dengan mengirimkan tim yang bekerjasama dengan Dinas Pemukiman setempat. Selain itu, juga masih mendiskusikan untuk melakukan penataan kembali pembangunan rumah-rumah yang hancur dan rusak akibat gempa tersebut, namun yang paling mendesak saat ini adalah tanggap darurat. "Kami masih mendiskusikan, tidak ada relokasi untuk warga karena bukan banjir. Masalahnya sesuai prosedur standar, yang pertama dilakukan pada setiap bencana adalah tanggap dadurat, terkait memberi makan, minum, kemudian bagaimana agar mereka tidak kehujanan, bisa tidur dan masalah kesehatan," katanya. Menurut Yusuf, kalau tanggap darurat sudah dilakukan, baru memikirkan yang lain-lain seperti infrasttruktur dan perumahan. "Untuk anggaran pembangunan rumah-rumah yang hancur dan rusak perlu persetujuan DPR. Kami akan mengajukan ke DPR kalau sudah jelas jumlahnya. Yang rusak berat dan hancur pasti dibangun," ucapnya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006