Kupang (ANTARA News) - Krisis ekonomi yang kini melanda kawasan negara digdaya, yakni Uni Eropa ternyata mempengaruhi nilai ekspor Nusa Tenggara Timur karena mengalami penurunan. 73,56 persen
"Nilai ekspor pada Oktober 2012 mencapai 2.533.185 Dolar AS, sedangkan September 2012 sebesar 3.443.524 Dolar AS dengan volume sebanyak 3.140 ton. Jadi ada penurunan 73,56 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur (NTT) Aden Gultom di Kupang, Rabu.
Ia memaparkan bahwa penurunan itu disebabkan oleh adanya krisis di sejumlah negara Eropa. KOndisi itu sehingga menekan permintaan barang-barang Indonesia di luar negeri.
Nilai ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Oktober 2012 sebesar 910.339 dolar AS dengan volume sebanyak 4.095,7 ton,
Ia mengatakan, bila dibandingkan dengan total ekspor pada periode yang sama pada bulan Oktober tahun 2011 sebesar 581.916 Dolar AS, maka terjadi kenaikan sebesar 328.423 Dolar AS.
"Pada bulan Oktober 2012 pengiriman komoditas ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur dilakukan melalui Pelabuhan Atapupu di Atambua sebesar 637.152 Dolar AS dan melalui Pelabuhan Maumere di Flores Nusa Tenggara Timur sebesar 273.187 Dolar AS," katanya.
Sedangkan katanya negara tujuan ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah negara Timor Leste sebesar 637.152 Dolar AS, ke Jepang sebesar 139.463 Dolar AS, Thailand sebesar 71.847 Dolar AS dan Amerika Serikat senilai 61.877.
Dia menyebut Kelompok komoditas dengan nilai ekspor terbesar pada bulan Oktober 2012 adalah kelompok komoditas Ikan dan Udang (03) dengan nilai ekspor sebesar 278.856 Dolar AS atau 30.63 persen dari total ekspor.
Sementara untuk Impor pada Oktober 2012, nilai impor Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 758.970 Dolar AS dengan volume sebanyak 1.145,6 ton.
"Pada bulan Oktober 2012, negara asal impor Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah negara Singapura dengan nilai sebesar 728.893 Dolar AS, Malaysia dengan nilai sebesar 12.500 Dolar AS, Timor Leste dengan nilai sebesar 11.718,dan Amerika Serikat dengan nilai sebesar 5.859 Dolar AS," katanya.
Kelompok komoditas dengan nilai importer besar pada bulan Oktober 2012 adalah Kelompok Komoditas Bahan bakar Mineral dengan nilai impor sebesar 728.893 Dolar AS atau 96,04 persen dari total impor.
Perbandingan terhadap 2012 kumulatif nilai ekspor sebesar 29.819.584 Dolar AS terhadap nilai impor sebesar 73.620.040 Dolar AS terdapat defisit sebesar 43.728.456 Dolar AS.
Secara bulan ke bulan nilai ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur pada September 2012 sebesar 704.644 dolar AS dengan volume sebanyak 3.140 ton, atau sebesar 5.106.842 dolar AS, jika dibandingkan nilai ekspor pada Agustus 2012 sebesar 5.811.486 dolar AS.
Bahkan menurut data BPS, pada Agustus 2012 ekspor Indonesia tercatat sebesar 14,12 miliar dolar AS, saat yang bersamaan impor mencapai 13,87 miliar dolar AS, sehingga terjadi surplus sekitar 248,5 juta dolar AS.
Sementara secara akumulasi Januari-Agustus 2012 nilai ekspor Indonesia mencapai 127,17 miliar dolar AS, sedangkan impor 126,67 miliar dolar AS, sehingga terjadi surplus sebesar 496,7 juta dolar AS.
Menurut Aden Gultom, umumnya ekspor NTT berupa kelompok komoditas dengan nilai ekspor terbesar pada Agustus 2012 adalah kelompok komoditas Kendaraan dan bagiannya dengan nilai ekspor sebesar 144.700 dolar AS atau 22,07 persen dari total ekspor.
Beberapa Pelabuhan
Komoditas tersebut diekspor melalui beberapa pelabuhan, di antaranya pelabuhan Maumere, Atapupu, Kendidi/Reo, Tenau, dan Bandara El Tari.
"Pada bulan Agustus 2012 pengiriman komoditas ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur seluruhnya dilakukan melalui Pelabuhan Atapupu sebesar 655.679 dolar AS dengan tujuan ekspor adalah negara Timor Leste dengan nilai sebesar 655.679 dolar AS," katanya.
Sementara volume dan nilai impor pada Agustus 2012, Provinsi Nusa Tenggara Timur tidak tercatat melakukan impor. Pada periode yang sama Agustus 2011, nilai impor sebesar 12.523 dolar AS.
Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki beberapa pelabuhan impor, di antaranya pelabuhan Maumere, Atapupu, Waingapu, Kalabahi, Kendidi/Reo, Tenau dan Bandara Eltari. (ANT084/I014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012