... Israel seharusnya berterima kasih kepada Amerika Serikat... "
Markas PBB, New York (ANTARA News) - "Israel tidak memiliki alasan untuk menentang keanggotaan negara Palestina sebagai peninjau di PBB," kata mantan perdana menteri Israel, Ehud Olmert, yang Rabu besok berencana mengumumkan pencalonan diri dalam pemilihan umum mendatang.
"Saya telah membuat keputusan saya dan saya akan mengumumkannya dalam dua hari ke depan," kata Olmert kepada AFP tentang masa depan politikya, setelah pidato di New York, Senin malam. Saat itu dia mengulangi kecaman terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam menangani kemelut Israel-Palestina.
Ia mengatakan, keputusan mengumumkan pembangunan permukiman baru di daerah rawan, yang diduduki, tentu menyakitkan hati Amerika Serikat setelah negara itu mendukung Israel dalam menentang usaha Palestina menjadi negara bukan anggota PBB.
"Secara jujur saya harus mengatakan kepada anda, saya yakin tidak ada alasan menentang permohonan Otoritas Palestina meningkatkan status mereka," kata Olmert dalam pidatonya.
Olmert, yang sedang berusaha mengatasi satu kasus korupsi yang memaksa dia mundur sebagai perdana menteri pada 2008, mengatakan keputusan PBB pekan lalu membantu keinginan Israel karena hal itu meningkatkan harapan-harapan bagi solusi dua negara dengan Palestina.
Mantan perdana menteri itu memuji "pernyataan yang sangat berani" yang ditunjukkan pemerintah AS dalam mendukung Israel di PBB pekan lalu. Amerika Serikat dan Israel termasuk di antara hanya sembilan negara yang menentang usaha Palestina itu.
"Israel seharusnya berterima kasih kepada Amerika Serikat, " katanya.
"Saya sangat terkejut ketika saya melihat sebagian besar negara dunia-- pada pagi berikutnya pemerintah Israel memutuskan melakukan satu hal yang sangat menyakitan hati para pembuat keputusan Amerika Serikat" dengan mengumumkan pembangunan permukman baru, kata Olmert.
Pemerintahan Netanyahu telah mengatakan akan tetap membangun 3.000 rumah baru, sejumlah di antaranya di daerah El Tepi Barat yang dekat dengan Jerusalem Timur yang dianeksasi ke permukiman Yahudi, Maaleh Adumim.
(H-RN/A/B002)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012