Yogyakarta (ANTARA News) - Gaya gravitasi gempa bumi yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah, Sabtu pagi(27/5), sangat tinggi sehingga kerusakan yang ditimbulkan juga sangat parah."Gravitasi gempa tersebut sangat tinggi, mencapai 0,65 gaya, sedangkan konstruksi bangunan hanya 0,3 gaya sehingga layak jika banyak bangunan yang runtuh dan hancur," kata peneliti Pusat Studi Bencana (PSB) UGM Dr Sudibyakto di Yogyakarta, Senin.Ia menambahkan, suatu hal yang tidak diduga adalah zone `Sesar Opak` yang terjadi di `Kala Miosen` dan sudah dinyatakan tidak aktif lagi ternyata mengalami reaktivasi. "Apalagi gempa yang terjadi termasuk dalam kategori dangkal sehingga mengakibatkan wilayah gempa mengalami kerusakan yang sangat besar," katanya. Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak resah lagi terhadap gempa susulan, karena catatan gempa susulan menunjukkan semakin lama semakin melemah, seperti magnitudo mengecil dan frekuensi makin jarang terutama yang terasa oleh manusia. "Namun, yang perlu dicermati adalah bangunan yang tersisa. Masyarakat dan petugas sebaiknya memeriksa bangunan yang tersisa, apakah masih kuat atau sudah rapuh, sehingga ketika dihuni kembali masih tetap layak dan tidak menimbulkan musibah baru," katanya. Sementara itu, Rektor UGM Prof Dr Sofian Effendi mengemukakan, dalam rangka ikut menangani pasca bencana, UGM melaksanakan beberapa program yang dibagi dalam dua tahap, yakni tanggap darurat dan rehabilitasi. Tahap tanggap darurat dikonsentrasikan di Desa Trimulyo Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul yang meliputi program bantuan medis, logistik, dan penampungan sementara pengungsi. Sedangkan tahap rehabilitasi, UGM akan membantu perbaikan hunian di lokasi gempa. Tim sudah menyiapkan rencana pembangunan penampungan sementara dan pembangunan kembali rumah yang hancur atau rusak parah. Selain itu, UGM juga telah mendirikan posko bencana untuk mengkoordinasikan semua bentuk bantuan. "Saat ini sebanyak 400 mahasiswa UGM telah berada di lokasi bencana, dan jika diperlukan kami sanggup memobilisasi bantuan tenaga mahasiswa hingga mencapai 5.000 orang," katanya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006