Jakarta (ANTARA News) - Pegiat organisasi lingkungan menilai keputusan Indonesia untuk mendukung perdagangan karbon dalam konferensi iklim PBB di Doha, Qatar, merupakan tindakan yang keliru karena sampai sekarang Indonesia belum siap berdagang karbon.
"Kami menolak skema perdagangan karbon. Kalaupun Indonesia memaksakan menjual karbon kami rasa Indonesia belum siap," kata Political Forest Campaigner Greenpeace South East Asia - Indonesia, Yuyun Indradi, dalam acara diskusi di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, ketidaksiapan itu antara lain terlihat dari belum adanya titik temu antara masyarakat adat dan pemangku kepentingan dalam pembuatan aturan pengelolaan dan tata guna hutan.
"Masih banyak tumpang tindih baik dalam hal perizinan maupun praktek pengelolaan hutan sehingga skema karbon ini justru menjerumuskan Indonesia ke arah ketidakpastian," katanya.
Beberapa proyek percontohan penjualan karbon yang dijalankan pun, katanya, sampai sekarang belum berhasil.
"Ini belum ada jaminannya, lihat saja contoh pelaksanaan penjualan karbon di Ulu Masen, Aceh dan Kalimantan Tengah yang tidak menunjukkan keberhasilan. Pilot project itu menunjukkan Indonesia tidak siap dengan perdagangan karbon," jelasnya.
Dia juga mengatakan bahwa dukungan terhadap perdagangan karbon justru akan membuat negara maju tidak mengurangi emisi karbon mereka.
(tri)
Pewarta: Tria Dianti
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2012