Washington (ANTARA) - Amerika Serikat berencana membuka kedutaan besar di Vanuatu, negara kepulauan di Pasifik Selatan, kata Departemen Luar Negeri AS pada Jumat (31/3), dalam langkah terakhir Washington untuk meningkatkan kehadiran diplomatik serta membendung pengaruh China di Pasifik.

"Konsisten dengan strategi Indo-Pasifik AS, kehadiran diplomatik permanen di Vanuatu akan membuat Pemerintah AS memperdalam hubungan dengan pejabat dan masyarakat Vanuatu," kata departemen tersebut dalam sebuah pernyataan.

"Mendirikan Kedutaan AS di Port Vila (ibu kota Vanuatu) akan memfasilitasi potensi bidang kerja sama bilateral dan bantuan pembangunan, termasuk upaya untuk mengatasi krisis iklim," lanjut pernyataan itu.

AS memiliki hubungan diplomatik dengan Vanuatu, yang berpenduduk sebanyak 319.000 orang dan tersebar di 80 pulau, tetapi saat ini diwakili oleh diplomat yang berkedudukan di Papua Nugini.

Deplu AS juga telah membuka kembali kedubes di Kepulauan Solomon tahun ini setelah absen selama 30 tahun.

Selain itu, Deplu mengumumkan pula tentang kunjungan oleh koordinator Indo-Pasifik Kurt Campbell pada bulan ini ke kawasan tersebut, termasuk Vanuatu.

Kedutaan besar AS lainnya juga sedang direncanakan dibangun di sejumlah negara kepulauan di Pasifik, yaitu di Kiribati dan Tonga.

Meski ada langkah dorongan diplomatik itu, Kepulauan Solomon pada Maret telah mengumumkan kontrak senilai jutaan dolar AS kepada perusahaan negara China untuk memutakhirkan pelabuhan internasional di Honiara.

AS dan sekutu regionalnya mengkhawatirkan bahwa China berambisi membangun pangkalan angkatan laut di kawasan itu sejak Kepulauan Solomon menandatangani pakta keamanan dengan Beijing tahun lalu.

Washington juga telah bekerja untuk memperbarui perjanjian dengan Kepulauan Marshall, Palau dan Mikronesia.

Perjanjian itu mempertahankan pertanggungjawaban AS untuk pertahanan kepulauan-kepulauan tersebut, serta memperoleh akses eksklusif untuk ruang laut yang sangat besar di Pasifik.

Pemerintahan Biden juga mencari pendanaan lebih dari 7 miliar dolar (sekitar Rp104,78 triliun lebih) selama dua dekade berikutnya untuk bantuan ekonomi bagi tiga negara tersebut, kata Deplu AS pekan lalu.

Pendanaan itu dinilai sebagai kunci untuk menjauhkan negara-negara itu dari pengaruh China yang terus berkembang.

Sumber : Reuters
Baca juga: Pemimpin Kepulauan Pasifik bertemu untuk perlihatkan persatuan
Baca juga: Coast Guard AS: Perairan Indo-Pasifik harus bebas, terbuka
Baca juga: Stabilitas Asia-Pasifik tergantung China-Amerika Serikat

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023